Khusyuk dan Lancar … Salat Iduladha 1444 H di Masjid Agung Gamping, Yogyakarta

Iduladha 1444 H _ Masjid Agung Gamping
Sumber :

Merangkap sebagai khatib, Ustaz Muhaimin S.Ag., M.Pd. menuturkan dalam khutbahnya tentang julukan Khalilullah (خلیل اللہ) bagi Nabi Ibrahim AS, yaitu Kesayangan Allah SWT atas ketaatannya menjalankan perintah-Nya. 

Seperti yang tercantum dalam Qur’an Surat An-Nisa ayat 125:

 

وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا

Wa man aḥsanu dīnam mimman aslama wajhahū lillāhi wa huwa muḥsinuw wattaba‘a millata ibrāhīma ḥanīfā(n), wattakhażallāhu ibrāhīma khalīlā(n).

Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dan mengikuti agama Ibrahim yang hanif? Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya).

Betapa sebutan tersebut menunjukkan ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam mematuhi perintah dan larangan-Nya, bahkan juga menaati perintah untuk menyembelih putranya, Ismail, anak yang dikaruniakan kepadanya setelah 50 tahun menikah, Nabi Ibrahim AS tetap menjalankan perintah Allah SWT dengan ikhlas. Ketaatannya itu, kemudian diganjar Allah SWT dengan menggantikan anak kesayangan yang akan disembelihnya dengan seekor domba. Peristiwa ini kemudian menjadi awal ibadah kurban pada hari raya Iduladha.