Memahami Telos dalam Stoicism: Hidup Harmonis dengan Alam dan Pengalaman
- scherlund
Malang, WISATA - Dalam filsafat Stoicism, konsep "telos" memegang peranan penting sebagai tujuan akhir dari kehidupan yang baik. Secara umum, telos diartikan sebagai "hidup selaras dengan alam." Namun, memahami makna ini lebih dalam memerlukan eksplorasi berbagai interpretasi dan perspektif yang ditawarkan para pemikir Stoic. Mari kita simak bersama.
Telos: Lebih dari Sekedar Kebahagiaan?
Standarisasi telos sebagai "hidup selaras dengan alam" berasal dari figur kunci Stoicism, Chrysippus. Namun, interpretasi ini tidak berdiri tunggal. Diogenes of Babylon menawarkan perspektif yang lebih dinamis, yaitu "hidup selaras dengan pengalaman tentang apa yang terjadi secara alami." Ini menyiratkan bahwa telos bukan hanya tentang mengikuti aturan alam yang abstrak, tetapi juga memahami dan beradaptasi dengan kejadian nyata yang terjadi di sekitar kita.
Pemilihan yang Tepat: Kontribusi pada Kebahagiaan
Diogenes Laertius, filsuf Stoic lainnya, memberikan definisi telos sebagai "berpikir dengan baik dalam memilih dan menolak hal-hal sesuai dengan alam." Ini menekankan peran aktif akal budi dalam menjalani kehidupan yang selaras dengan alam. Bukan hanya menerima apa adanya, melainkan secara aktif memilih dan menolak hal-hal yang sesuai dengan pemahaman kita tentang alam dan tempat kita di dalamnya.
Pandangan ini mencengangkan karena menyimpulkan bahwa pemilihan yang tepat terhadap hal-hal "indifferent" (tidak menentukan kebahagiaan) dapat berkontribusi pada kebahagiaan seseorang. Kepemilikan barang atau kondisi tertentu mungkin tidak langsung menentukan kebahagiaan, namun proses pemilihan yang didasarkan pada pemahaman alam dan diri sendiri justru dapat membawa kepuasan dan ketenangan batin.
Kebahagiaan Bukan dari Hasil, Tetapi dari Proses