HUT JAKARTA: Transformasi Angkutan Umum di Jakarta, Tempo Doeloe Hingga Kini. (Bagian 2 - Habis)

Moda transportasi massal MRT Jakarta
Sumber :
  • Instagram@MRT Jakarta

Angkutan umum Oplet di Jakarta (paling kanan)

Photo :
  • Oleh Tropenmuseum, part of the National Museum of World Cultures, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=8572490

Oplet adalah sebutan untuk minibus atau bus kecil yang berbasis mobil Moris Minor 1000 Traveler buatan Inggris. Mobil ini menjadi angkutan umum di ibu kota Jakarta untuk kategori bus kecil dari tahun 1950 hingga 1980-an.  Dengan kehadiran mobil-mobil Jepang di tahun 1980, Oplet makin tersingkir. Terlebih dengan adanya kebijakan peremajaan bus kecil  dari Pemprov Jakarta, Morris Minor diganti dengan Toyota Kijang. Pada saat inilah muncul istilah Mikrolet untuk membedakannya dari Oplet.

Seiring perjalanan waktu,  bus kecil Toyota Kijang atau Mikrolet  mengalami peremajaan, diganti dengan jenis kendaraan yang baru yaitu Suzuki Carry dan Daihatsu Grand Max, dua jenis kendaraan inilah yang kemudian dikenal masyarakat dengan sebutan Angkot. Pada dasarnya tidak ada perbedaan diantara ketiganya karena sesuai yang tertera dalam UUNo. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ketiganya masuk kategori bus kecil.

8. Bus Tingkat

Bus Tingkat Pariwisata DKI Jakarta

Photo :
  • Oleh © VulcanSphere / Wikimedia Commons / CC BY 4.0, CC BY 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=75614195

Bus tingkat pertama yang hadir di Jakarta tahun 1968 adalah Leyland Titan di buat oleh pabrikan Leyland dari Inggris. Bus tingkat ini dikelola oleh Perusahaan Pengangkutan Djakarta (PPD) yang melayani trayek  Blok M - Salemba - Pasar Senen dari tahun 1968 - 1982. Tahun 1982, Leyland Titan diganti dengan Leyland Atlantean. Leyland Atlantean juga di kirim langsung dari Inggris dan sebagian unit merupakan hibah bekas pakai dari Singapura. Bus Leyland Atlantean menjadi standar Eropa pada masanya karena sudah mengadopsi teknologi power steering dan pintu otomatis yang dikendalikan oleh pengemudi. Bus ini bisa menampung 106 penumpang dalam sekali jalan. Jumlah keseluruhannya mencapai 108 unit. Selain bus tingkat Leyland, ada juga Volvo yang didatangkan juga dari Inggris tahun 1981. Bus ini mampu menampung 108 penumpang sekali jalan. Rute yang di lalui adalah Blok M - Kota, pasar Senen - Blok M, Cililitan - Kalideres. Pada pertengahan 1990, operasional bus tingkat dihentikan karena kondisinya sudah tua tidak lagi kondusif dengan kondisi jalanan di Jakarta sekarang. Namun tidak perlu kecewa, warga Jakarta yang ingin kembali merasakan sensasi naik bus tingkat, bisa mencoba bus tingkat pariwisata yang disediakan gratis oleh Pemprov DKI dengan rute perjalanan mengelilingi tempat- tempat wisata seperti Monas, Balaikota dan objek wisata lainnya.

9. Bus TransJakarta