Masa Depan Pekerjaan di Tengah Disrupsi Teknologi: Apa yang Perlu Kita Ketahui?

Masa Depan Pekerjaan, Transformasi Global di Era Disrupsi Teknologi
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Bukan hanya teknologi yang membawa perubahan, tetapi juga perubahan jumlah dan komposisi penduduk di dunia. Di negara-negara maju seperti Jepang dan Jerman, populasi yang menua menjadi tantangan besar. Semakin banyak penduduk lansia berarti semakin sedikit tenaga kerja muda yang tersedia. Ini menyebabkan tingginya permintaan di sektor kesehatan, seperti perawat dan pekerja sosial.

Sebaliknya, di negara berkembang seperti India dan Indonesia, penduduk usia kerja terus bertambah. Di satu sisi, ini membawa keuntungan besar karena banyaknya tenaga kerja potensial. Tapi, ada tantangan besar juga: bagaimana menciptakan cukup banyak pekerjaan untuk mereka? Menurut Bank Dunia, 1,2 miliar orang muda akan memasuki pasar kerja di negara berkembang dalam dekade berikutnya, tetapi hanya 420 juta pekerjaan baru yang tersedia. Artinya, akan ada jutaan anak muda yang kesulitan mencari pekerjaan jika tidak ada solusi yang tepat.

Fragmentasi Ekonomi: Dunia yang Terpecah?

Pernah dengar tentang perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok? Nah, inilah salah satu contoh fragmentasi ekonomi. Dunia semakin terpecah secara ekonomi dan geopolitik. Konflik ini membuat perdagangan global terganggu, rantai pasokan terhambat, dan banyak perusahaan harus memutar otak untuk beradaptasi.

Menurut laporan WEF, 34% perusahaan menganggap ketegangan geopolitik ini sebagai salah satu tantangan terbesar mereka dalam lima tahun ke depan. Meski begitu, fragmentasi ini juga membuka peluang baru, terutama di bidang keamanan siber. Dengan meningkatnya risiko dunia maya, kebutuhan akan spesialis keamanan siber terus meningkat.

Kesenjangan Keterampilan: Apa yang Harus Kita Pelajari?

Salah satu masalah terbesar di dunia kerja saat ini adalah kesenjangan keterampilan. Banyak pekerja tidak memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar. Sebagai contoh, permintaan akan keterampilan teknologi seperti literasi AI dan keamanan siber meningkat pesat, tetapi tidak semua pekerja siap menghadapi tuntutan ini.