Dedolarisasi oleh BRICS: Strategi Baru atau Ancaman bagi Hegemoni Dolar?

Menteri Luar Negeri Sugiono dalam Pertemuan KTT BRICS di Kazan
Sumber :
  • Kementerian Luar Negeri RI

Dampak Dedolarisasi terhadap Indonesia

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia harus memperhatikan dampak dedolarisasi ini. Indonesia sendiri telah lama tergantung pada dolar AS dalam perdagangan internasional, dan upaya BRICS untuk mengurangi dominasi dolar bisa menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat mata uang rupiah dan mengurangi volatilitas nilai tukar.

Namun, Indonesia juga harus berhati-hati dalam mengelola transisi ini. Meskipun perdagangan dengan negara-negara BRICS dalam mata uang lokal bisa membuka peluang baru bagi Indonesia, tantangan besar tetap ada dalam hal infrastruktur pembayaran dan kestabilan mata uang. Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara memanfaatkan peluang dan melindungi stabilitas ekonomi dalam menghadapi perubahan besar ini.

Apakah Dedolarisasi BRICS Merupakan Strategi Baru atau Ancaman?

Dedolarisasi yang digagas oleh BRICS adalah langkah besar yang dapat mengubah tatanan ekonomi global. Meski ini menawarkan peluang bagi negara-negara berkembang untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS, tantangan teknis dan politik yang dihadapi BRICS dalam mewujudkan sistem alternatif yang dapat diterima secara global tetap besar.

Bagi Indonesia, peran negara ini sangat penting dalam menghadapi perubahan ini. Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang muncul dari dedolarisasi, tetapi juga harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam ketidakstabilan yang bisa ditimbulkan oleh transisi menuju sistem keuangan yang lebih terdiversifikasi.