Satu-Satunya Wakil Indonesia di ILC Ankara: Soeharjono Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dalam Perekonomian Global
- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA - Dalam sebuah langkah monumental, Soeharjono atau yang akrab disapa John, menjadi satu-satunya wakil buruh Indonesia yang hadir di Konferensi Buruh Internasional (International Labour Conference/ILC) di Ankara, Turki. Konferensi yang menjadi ajang strategis bagi komunitas buruh global ini memberikan ruang bagi John untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan para pekerja dan buruh (P/B) sebagai komponen vital dalam ekosistem perekonomian dunia.
Menguatkan Kompetensi Buruh sebagai Pilar Ekonomi
Soeharjono menekankan pentingnya peningkatan kompetensi, keterampilan, dan pengetahuan para buruh agar mampu berkontribusi dalam pembuatan kebijakan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dalam wawancara eksklusifnya, ia menuturkan:
“Peningkatan kesejahteraan buruh tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja itu sendiri, tetapi juga mendukung roda perekonomian negara. Buruh yang sejahtera akan mampu membayar pajak, meningkatkan daya beli, dan memastikan proses produksi berjalan lancar. Hal ini pada akhirnya menjaga keberlangsungan usaha perusahaan.”
John juga mengusulkan agar buruh dilibatkan lebih aktif dalam pengambilan kebijakan strategis, terutama dalam forum ekonomi global seperti G20, UNDP, dan ILO. Ia percaya bahwa dialog konstruktif melalui saluran-saluran ini mampu meningkatkan posisi tawar buruh secara signifikan.
ILC: Ajang Kolaborasi dan Transformasi Sosial
ILC, yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara, merupakan platform untuk menyampaikan ide dan gagasan yang bertujuan meningkatkan posisi tawar organisasi buruh di tingkat internasional. Pertemuan ini membahas berbagai isu strategis, termasuk:
- Evaluasi Keanggotaan Baru: Meninjau aplikasi dari organisasi buruh yang ingin bergabung.
- Pelatihan Serikat Pekerja: Merencanakan program pelatihan yang memperkuat peran serikat buruh.
- Simposium dan Konferensi Internasional: Membahas tantangan dan solusi dalam dunia kerja.
Dalam pidatonya, Yalçın, salah satu tokoh penting di ILC, menyoroti pentingnya kerja terorganisir dan solidaritas internasional. Ia mengatakan:
“Kerja bukanlah biaya, tetapi esensi dari produksi. Kami mendukung perjuangan buruh yang terorganisir untuk memastikan pekerjaan layak dan martabat manusia terlindungi. Keadilan sosial yang kami perjuangkan harus melayani seluruh umat manusia, bukan hanya kepentingan elit global.”
Pesan-Pesan Kuat untuk Masa Depan Buruh
Pada pertemuan penting ini, seluruh anggota dewan menyampaikan pesan-pesan yang menekankan komitmen terhadap kolaborasi internasional dan penguatan gerakan buruh. Para peserta sepakat bahwa kerja sama lintas negara adalah kunci untuk menciptakan dunia kerja yang lebih adil dan inklusif.
John, dalam pidatonya, mengapresiasi keterbukaan ILC yang memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berbicara. Ia juga mendorong ILC untuk terus menjadi platform yang memengaruhi kebijakan internasional demi keadilan sosial. “Kita perlu memastikan bahwa suara buruh terdengar di tingkat tertinggi, baik dalam forum regional seperti Uni Eropa maupun Asia-Pasifik, maupun di forum global,” tegasnya.
Peran Buruh dalam Mendorong Ekonomi yang Berkelanjutan
Salah satu poin utama yang dibawa John dalam konferensi ini adalah pentingnya kesejahteraan buruh untuk keberlanjutan ekonomi. Data dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menunjukkan bahwa negara-negara dengan indeks kesejahteraan buruh tinggi cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil.
Sebagai contoh, negara-negara Nordik yang memprioritaskan hak-hak buruh melaporkan tingkat produktivitas kerja yang tinggi serta keberlanjutan usaha yang lebih baik dibandingkan negara-negara dengan kebijakan perburuhan lemah.
John juga memaparkan data real-time dari sektor manufaktur Indonesia, di mana kontribusi buruh mencapai lebih dari 20% dari total GDP nasional. Menurutnya, potensi ini masih bisa ditingkatkan jika ada kebijakan yang mendukung perlindungan dan pengembangan buruh.
Solidaritas Global untuk Hak-Hak Pekerja
Pertemuan di Ankara ini juga menyoroti pentingnya solidaritas internasional dalam melindungi hak-hak pekerja. Negara-negara peserta sepakat untuk mendorong pembentukan kebijakan global yang adil, terutama bagi buruh dari negara berkembang yang kerap menjadi korban eksploitasi di pasar kerja internasional.
Melalui ILC, buruh dari berbagai belahan dunia dapat berbagi pengalaman, mengajukan solusi, dan memperjuangkan keadilan sosial secara kolektif. John, sebagai perwakilan Indonesia, menyampaikan optimismenya:
“Melalui dialog dan kerja sama internasional, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik, di mana setiap buruh dihargai dan diperlakukan dengan adil.”
Membawa Harapan untuk Buruh Indonesia
Kehadiran Soeharjono di ILC Ankara adalah simbol harapan bagi jutaan buruh Indonesia. Ia tidak hanya membawa suara buruh ke panggung internasional tetapi juga membawa pulang inspirasi dan strategi yang dapat diterapkan untuk memperbaiki kondisi buruh di tanah air.
Dengan komitmen terhadap keadilan sosial, John mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah dan pengusaha, untuk bersama-sama membangun ekosistem kerja yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.