Blue Economy Indonesia-Tiongkok: Langkah Kolaboratif untuk Ekonomi Kelautan yang Lebih Maju
- Kemenko perekonomian
Jakarta, WISATA - Indonesia dan Tiongkok memperkuat hubungan ekonomi mereka melalui sektor yang sedang berkembang, yaitu blue economy. Dalam pertemuan yang diadakan di Jakarta pada Selasa (5/11), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, dan Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, membahas potensi kerja sama di bidang ekonomi kelautan. Kerja sama ini diproyeksikan akan menjadi salah satu agenda penting dalam kunjungan Presiden RI ke Tiongkok pada minggu depan.
Blue economy, yang mencakup pengembangan sumber daya laut untuk mendukung perekonomian berkelanjutan, menjadi fokus utama bagi kedua negara. Dengan wilayah perairan yang luas, Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor kelautan, mulai dari perikanan hingga energi laut. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan nilai ekonomi kelautan, tetapi juga mendorong perlindungan ekosistem laut yang lebih baik.
Kerja Sama Sektor Blue Economy: Potensi di Industri Kelautan
Dalam diskusi tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa kolaborasi blue economy diharapkan akan memperkuat hubungan ekonomi bilateral serta membuka peluang baru bagi sektor-sektor kelautan dan biomedis. Tiongkok menawarkan dukungannya untuk membantu pengembangan teknologi dalam bidang kelautan, termasuk hilirisasi produk kelautan, energi laut, pariwisata berbasis kelautan, dan bioteknologi kelautan.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), potensi ekonomi kelautan Indonesia mencapai lebih dari USD 1,33 triliun per tahun jika dikelola secara optimal. Kerja sama dengan Tiongkok yang memiliki teknologi dan pengalaman dalam bidang ini, diharapkan akan mampu meningkatkan kontribusi sektor kelautan terhadap PDB Indonesia.
Mendorong Pengembangan Pariwisata Berbasis Kelautan
Blue economy juga berfokus pada pengembangan pariwisata berkelanjutan. Dengan dukungan Tiongkok, Indonesia berencana mengembangkan kawasan pariwisata laut yang ramah lingkungan di berbagai pulau, termasuk di kawasan Laut Flores dan Raja Ampat. Kawasan ini akan dikembangkan sebagai destinasi wisata berkelanjutan, yang diharapkan dapat menarik wisatawan internasional sekaligus menjaga kelestarian ekosistem laut.