Kolaborasi Ekonomi Digital dan Hijau Jadi Prioritas di Pertemuan IMT-GT ke-30
- Kemenko perekonomian
Jakarta, WISATA - Pertemuan Tingkat Menteri Kerja Sama Segitiga Pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) ke-30 yang digelar di Johor Bahru, Malaysia, pada Kamis (12/09), menjadi ajang penting bagi Indonesia untuk menegaskan visi dan komitmen dalam memperkuat sektor ekonomi digital, hijau, dan biru. Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi yang mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menekankan bahwa Indonesia siap meningkatkan kolaborasi di sektor-sektor strategis tersebut demi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Dalam pidato pembukaannya, Deputi Edi menyampaikan bahwa kerja sama ini memiliki potensi besar untuk memajukan perekonomian sub-regional IMT-GT melalui rencana aksi nyata dan terukur. "Kita punya visi, komitmen, dan sinergi bersama untuk hasilkan rencana aksi yang berdampak nyata bagi perekonomian sub-regional," tegasnya.
Peningkatan Konektivitas dan Energi Bersih Jadi Fokus Utama
Salah satu fokus utama Indonesia dalam pertemuan tersebut adalah penguatan infrastruktur konektivitas, baik fisik maupun digital. Deputi Edi menegaskan pentingnya meningkatkan jaringan konektivitas antar negara untuk mempermudah pergerakan barang dan orang, yang akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.
Selain itu, Indonesia juga menyoroti pentingnya pembangunan industri penghasil energi bersih seperti bio-fuel dan bio-ethanol. Hal ini sejalan dengan komitmen global untuk menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Indonesia berharap sektor energi bersih ini dapat menjadi pilar baru dalam penguatan ekonomi sub-regional IMT-GT.
"Kita harus menggali potensi sektor-sektor industri bernilai tambah tinggi pada komoditas strategis dan prioritaskan pembangunan industri penghasil energi bersih," tambah Deputi Edi.
Promosi Industri Halal dan Ekonomi Kreatif
Deputi Edi juga menekankan pentingnya mempromosikan industri halal di kawasan IMT-GT. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam pengembangan industri halal global. Selain itu, pengembangan ekonomi kreatif juga menjadi salah satu prioritas dalam menciptakan peluang baru bagi masyarakat dan memperkuat posisi kawasan sebagai pusat inovasi.
IMT-GT diharapkan dapat menjadi platform untuk mendorong pertumbuhan industri halal dan ekonomi kreatif, yang akan berdampak positif pada perekonomian lokal serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.
Implementasi Pembangunan Kota Hijau Berkelanjutan
Sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Indonesia mendorong implementasi kerangka kerja Sustainable Urban Development Framework (SUDF) untuk pembangunan kota hijau yang berkelanjutan. Deputi Edi menegaskan bahwa seluruh elemen kerja sama harus berkolaborasi untuk mencapai tujuan ini melalui proyek-proyek yang terukur dan terarah.
"Pembangunan kota hijau berkelanjutan harus menjadi prioritas dalam upaya kita menciptakan kawasan yang energik, hijau, dan bernilai tambah," tegasnya.
Kolaborasi dengan Sub-Regional Lainnya dan Penyelesaian Proyek Unggulan
Selain kerja sama internal di antara negara anggota IMT-GT, Deputi Edi juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan sub-regional lainnya seperti Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dan Greater Mekong Subregion (GMS). Hal ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi dalam pembangunan ekonomi kawasan dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek unggulan, termasuk proyek konektivitas Ro-Ro Dumai-Melaka yang telah lama dinanti.
Dalam forum tersebut, Deputi Edi juga menyampaikan pentingnya Chief Ministers and Governors Forum (CMGF) sebagai wadah diskusi kebijakan dan pertukaran praktik terbaik, terutama dalam pengendalian inflasi, pengelolaan sampah, dan digitalisasi daerah.
Proposal Strategi Kolaboratif Ekonomi Biru 2030
Pertemuan IMT-GT ke-30 ini juga menjadi ajang pembahasan strategi kolaboratif dalam ekonomi biru yang diprakarsai oleh Asian Development Bank (ADB). Inisiatif ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya kelautan yang berkelanjutan sambil menjaga kelestarian lingkungan. Deputi Edi menyambut baik inisiatif ini, namun menekankan bahwa pembahasan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan implementasi yang efektif.
Secara keseluruhan, pertemuan IMT-GT ini menunjukkan komitmen kuat negara-negara anggota dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan adanya rencana aksi yang jelas dan kerja sama lintas sektor, IMT-GT berpotensi menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi sub-regional yang lebih solid.