Waspada! Kesalahan Umum yang Membuat Data di Cloud Mudah Dihack

Ilustrasi Data Center dan Cloud
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA – Di era digital yang serba cepat ini, banyak perusahaan beralih ke layanan cloud untuk menyimpan dan mengelola data mereka. Kemudahan akses, efisiensi, dan fleksibilitas yang ditawarkan oleh cloud computing menjadi alasan utama adopsi teknologi ini. Namun, di balik semua manfaat tersebut, terdapat bahaya yang sering kali diabaikan: kesalahan manusia yang membuat data di cloud rentan terhadap serangan siber.

Cloud seharusnya memberikan lapisan keamanan yang kuat, tetapi banyak organisasi melakukan kesalahan umum yang tanpa disadari membuka celah bagi peretas untuk mengakses data sensitif. Dalam artikel ini, kita akan membahas kesalahan-kesalahan tersebut dan bagaimana menghindarinya.

1. Misconfigurasi Cloud yang Fatal

Salah satu kesalahan paling umum dan berbahaya adalah misconfigurasi atau salah konfigurasi layanan cloud. Menurut laporan dari Gartner, 80% pelanggaran keamanan cloud hingga tahun 2025 diprediksi akan disebabkan oleh kesalahan konfigurasi. Misconfigurasi ini bisa berupa pengaturan izin akses yang terlalu luas, membuat data sensitif bisa diakses oleh publik.

Misalnya, banyak perusahaan gagal membatasi akses pengguna hanya pada data yang relevan dengan pekerjaan mereka. Akibatnya, terlalu banyak orang yang memiliki akses ke data sensitif, yang meningkatkan risiko bocornya data. Solusinya adalah menerapkan prinsip least privilege, di mana setiap pengguna hanya memiliki akses ke data dan sistem yang mereka perlukan.

2. Lupa Mengaktifkan Multi-Factor Authentication (MFA)

Multi-factor authentication (MFA) adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi akun dari serangan siber. Namun, banyak perusahaan yang masih belum mengaktifkan fitur ini di akun cloud mereka. Tanpa MFA, akun cloud hanya dilindungi oleh kata sandi, yang bisa saja mudah ditebak atau dicuri melalui serangan phishing.

Dengan mengaktifkan MFA, perusahaan menambahkan lapisan keamanan ekstra. Meskipun peretas berhasil mencuri kata sandi, mereka tetap membutuhkan kode verifikasi yang dikirim ke perangkat lain untuk dapat masuk ke akun tersebut.

3. Tidak Memperbarui Sistem Keamanan Secara Berkala

Software dan layanan cloud terus berkembang, begitu juga dengan ancaman siber. Banyak perusahaan yang lengah dalam memperbarui sistem keamanan mereka secara berkala, sehingga membuka celah bagi peretas untuk mengeksploitasi kelemahan sistem yang sudah lama diketahui. Patch keamanan dan update harus diterapkan secara rutin untuk memastikan semua kerentanan terbaru sudah tertutup.

4. Salah Penggunaan Layanan Backup

Layanan backup cloud adalah solusi untuk melindungi data dari kehilangan akibat serangan ransomware atau kegagalan sistem. Namun, kesalahan dalam konfigurasi backup atau tidak melakukan backup secara teratur bisa menjadi bencana. Data yang tidak ter-backup atau hanya disimpan di satu lokasi cloud menjadi rentan terhadap kerusakan atau serangan.

Pastikan perusahaan memiliki rencana backup yang solid, termasuk menyimpan salinan data di beberapa lokasi terpisah dan menguji proses pemulihan secara berkala.

5. Tidak Menyadari Akses Tak Dikenal

Serangan siber sering kali dimulai dengan akses yang tidak dikenali oleh pemilik akun. Perusahaan harus memantau aktivitas di cloud mereka secara real-time dan segera merespons jika ada akses yang mencurigakan. Penggunaan alat monitoring dan log audit yang teratur akan membantu mengidentifikasi aktivitas aneh sebelum menjadi masalah serius.

Bagaimana Melindungi Data Cloud dari Serangan?

Melindungi data di cloud tidak hanya tanggung jawab penyedia layanan cloud, tetapi juga tanggung jawab pengguna. Langkah-langkah yang bisa diambil meliputi:

  • Konfigurasi akses yang ketat, hanya memberi izin kepada mereka yang benar-benar membutuhkan.
  • Mengaktifkan MFA untuk semua akun cloud.
  • Memperbarui sistem keamanan dan patch secara rutin.
  • Menggunakan backup yang teratur dan diuji.
  • Memantau aktivitas akun untuk mendeteksi akses tidak sah.

Dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan umum ini, perusahaan dapat memperkuat keamanan cloud mereka dan menghindari menjadi korban serangan siber.