Kinerja Manufaktur Indonesia Terus Merosot, PMI Juli 2024 Catat Rekor Terendah
- Image Creator/Handoko
Sebaliknya, penurunan permintaan dan output menyebabkan peningkatan stok barang jadi di gudang. Stocks of Finished Goods naik menjadi 52,8 dari 48,5 pada bulan sebelumnya, menandakan penumpukan stok yang semakin bertambah. Selain itu, waktu pengiriman barang oleh pemasok sedikit melambat, dengan nilai Supplier Delivery Time turun menjadi 48,8 dari 50 pada bulan sebelumnya.
Pengaruh Nilai Tukar dan Harga Input yang Meningkat
Nilai tukar yang terus melemah turut memberikan tekanan tambahan pada sektor manufaktur, dengan harga input yang mengalami kenaikan. Pada bulan Juli 2024, harga input meningkat menjadi 58,7 dari 59,5 pada bulan sebelumnya. Kenaikan harga ini berdampak pada harga output yang juga sedikit meningkat menjadi 52,9 dari 51,9 pada bulan Juni 2024.
Penurunan volume permintaan juga berdampak pada laju penyerapan tenaga kerja, yang turun menjadi 48,7 dari 50,1 pada bulan Juni 2024. Banyak laporan menunjukkan bahwa kontrak karyawan tidak diperbarui, menambah tantangan yang dihadapi oleh sektor manufaktur Indonesia.
Kepercayaan Pelaku Usaha Tetap Tinggi di Tengah Ketidakpastian
Meskipun PMI menunjukkan penurunan yang signifikan, tingkat kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek bisnis manufaktur di masa depan tetap tinggi. Pada bulan Juli 2024, indeks ekspektasi bisnis mencapai 75,4, tertinggi sejak Maret 2024. Pelaku usaha optimis bahwa volume penjualan akan membaik dan kondisi pasar akan menguat pada tahun mendatang.
Optimisme ini tercermin dari indeks output atau aktivitas masa depan yang mencapai 75,4, naik signifikan dari 69,3 pada bulan Juni 2024. Meskipun sektor manufaktur menghadapi tantangan yang berat, harapan terhadap perbaikan kondisi bisnis di masa depan masih terjaga.