Anggaran Pendidikan dan Kesehatan 2025: Benarkah Prioritas Utama atau Hanya Janji Manis?

Sri Mulyani di Rapat Paripurna DPR RI
Sumber :
  • Instagram @smindrawati

Jakarta, WISATA - Dalam Rapat Paripurna DPR RI yang berlangsung pagi kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hadir untuk memberikan tanggapan atas pandangan umum fraksi-fraksi DPR RI terhadap Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2025 serta Nota Keuangannya. Sri Mulyani menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas dukungan dan masukan yang diberikan oleh anggota DPR RI, yang sangat penting dalam proses pembahasan lebih lanjut.

Salah satu fokus utama yang disampaikan oleh Sri Mulyani adalah alokasi anggaran untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Pemerintah berjanji untuk menjadikan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas utama dalam RAPBN 2025. Namun, benarkah janji ini akan terpenuhi atau hanya sekadar retorika politik?

Janji Besar Anggaran Pendidikan dan Kesehatan

Dalam paparannya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa anggaran pendidikan untuk tahun 2025 mencapai Rp722 triliun. Anggaran ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, menciptakan SDM yang unggul, serta berdaya saing global. Selain itu, anggaran kesehatan sebesar Rp198,7 triliun juga disiapkan untuk memastikan bahwa seluruh rakyat Indonesia memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran ini bukan hanya angka di atas kertas, tetapi sebuah komitmen nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pendidikan dan kesehatan adalah pilar utama dalam menciptakan SDM yang unggul, sehat, dan produktif. Namun, tantangan terbesar adalah bagaimana anggaran besar ini dapat diimplementasikan secara efektif di lapangan.

Implementasi dan Tantangan di Lapangan

Meski pemerintah telah menyiapkan anggaran besar untuk pendidikan dan kesehatan, tantangan implementasi di lapangan tidak bisa diabaikan. Permasalahan birokrasi, korupsi, dan ketidakefisienan sering kali menjadi penghalang utama dalam pemanfaatan anggaran. Sri Mulyani sendiri menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran, agar setiap rupiah yang dialokasikan dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.