UGM: Soal Reshuffle Kabinet, Pengamat UGM: Untuk Jaga Kepuasan Publik Hingga 2024
- presidenri.go.id
Terkait reshuffle ini, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM, Arya Budi, MAPS. Menyatakan reshuffle kabinet kali ini, memiliki beberapa poin dalam perspektif politik, di satu sisi untuk mengisi kursi yang kosong di Menkominfo dan mengisi kursi kosong di Wamen.
Sisi kedua, secara politik, merupakan bagian dari konsolidasi pemerintahan Presiden Joko Widodo yang sangat berkaitan dengan pemilu 2024.
Sisi ketiga, yaitu profesional terkait dengan kinerja pemerintahan. Presiden Joko Widodo ingin memastikan pemerintahanya happy ending dan menjaga kepuasan publik terkait pemerintahan yang ia pimpin.
Saat ditanya mengenai isu reshuffle yang menjadi rumor bagi-bagi kekuasaan, Arya Budi, MAPS. menjelaskan bahwa sebenarnya reshuffle kabinet dengan tujuan bagi-bagi kekuasaan itu sudah dilakukan sejak reshuffle pada tahun 2020, 2021 dan 2022. Itu bukan hal yang baru dan hampir terjadi di semua negara demokrasi, berkoalisi dengan memasukkan politisi ke kabinetnya. Namun, motif kali ini, untuk menjaga kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan sampai masa akhir jabatan di tahun 2024.