Inilah, Pakaian Adat Pengantin Wanita Tepal yang Berbeda dengan Desa Lainnya
- ig: tepal.culture
Sumbawa, WISATA – Tepal merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Batulenteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
Perkawinan adat di desa Tepal ini, biasanya diikuti dengan prosesi adat Mungka yaitu tahap mencapai akil baligh bagi masyarakat adat Tepal.
Sebelum mencapai tahap akil baligh melalui beberapa tahap yaitu tahap Tinik ine (anak perempuan kecil) dan tahap Tadara sedang (remaja perempuan).
Selanjutnya, tahap Tadara (perempuan dewasa) adalah tahap terakhir yang dilakukan prosesi adat Mungka. Prosesi tersebut dilakukan dalam acara perkawinan atau Maulid Nabi.
Prosesi Adat Mungka di Desa Tepal Sumbawa- NTB
- ig; tepal.culture
Bila seorang perempuan sudah dalam tahap Tadara dianggap sudah dapat bergaul dan bersosialisasi secara dewasa dalam masyarakat, sehingga dianggap sudah dapat dipinang atau dilamar.
Adapun pakaian pengantin adat perempuan desa Tepal terlihat berbeda dengan desa lainnya, yaitu terdiri dari :
1. Cipo (penutup kepala)
2. Renda (manik-manik yang ada di pinggir)
3. Seme (bahan untuk merias wajah)
4. Plapa (bunga)
5. Kuari (kalung berbentuk lingkaran)
6. Lamungmo (baju adat yang dibuat secara tradisional)
7. Kolang (gelang berbentuk bola kecil)
Dari instastory semaras_sia salah satu warganet memberikan komentar terkait pakaian adat pengantin wanita desa Tepal yang disebut merupakan perpaduan peradaban Mongol dan Bugis.
Desa Tepal sangat memegang teguh tradisi nenek moyang yang dilakukan secara turun temurun.
Suku yang tinggal desa Tepal adalah suku Samawa yang merupakan suku asli masyarakat Sumbawa.
Desa Tepal terletak di ketinggian 900 mdpl dengan udara yang sejuk dan hijau merupakan desa yang sangat nyaman. Masyarakat yang tinggal di desa Tepal hidup dalam harmoni di lingkungan desa.
Desa ini salah satu desa yang selamat dari letusan gunung Tambora pada tahun 1815