5 Tempat Wisata Mistis Tempo Dulu di Semarang, Kota Lunpia….Hiiii….

5 Tempat Wisata Mistis Tempo Dulu di Semarang, Kota Lunpia….Hiiii….
Sumber :
  • Woro Juni Diastuti

Wisata

KAGAMA BEKSAN: Siapkan Tarian Nusantara, Kagama Beksan Jabodetabek Tampil di FKLS, 9 September

Dikenal dengan wisata sejarahnya, kota Semarang, Jawa Tengah menjadi salah satu destinasi favorit di Jawa Tengah.

Misteri Di Balik Kejayaan Kekhalifahan Umayyah: Dari Spanyol hingga India

Beberapa tempat yang bisa dikunjungi berupa bangunan lama dan menjadi wisata tempo dulu yang disukai.

Di balik eksotismenya, tempat-tempat wisata tersebut memiliki cerita unik dan mistis tersendiri.   Beberapa bangunan di Kawasan Kota Lama Semarang, menjadi tujuan wisata untuk mengenang kembali zaman kolonial, yang energinya tetap bertahan sampai sekarang.

Kekhalifahan Umayyah: Ekspansi Islam Tercepat dalam Sejarah Dunia

Suasana mistis dibalut kisah horror di belakangnya, menjadi daya tarik pengunjung untuk ingin tahu lebih jauh kisah yang mengiringi  berdirinya suatu arsitektur dari sebuah zaman. 

Inilah, 5 lokasi wisata mistis yang ada di seantero kota Semarang:

1. Gereja Blenduk

Salah satu ikon di Kawasan Kota Lama, Semarang adalah Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) atau terkenal dengan nama Gereja Blenduk. Mengapa disebut Blenduk, ya karena atap gereja ini bentuknya menggelembung, atau bleduk, ciri khas bangunan gaya Neo Klasik.

Selain bangunannya yang unik, beberapa benda maupun ornamen Gereja Blenduk mempunyai kekhasan.  Salah satunya adalah orgel yang berusia 200 tahun, tempat duduk dari kayu jati dengan sandaran dan dudukan dari anyaman rotan, serta jendela yang berbahan kaca patri yang bergaya gotik.

Tidak banyak orang tahu, bahwa di sebelah bangunan gereja, terdapat sumur tua peninggalan Belanda.  Masyarakat yang tinggal di sekitar gereja, mengenalnya sebagai sumur misterius, karena sumber mata airnya tidak pernah habis meskipun lokasi tersebut diterjang kemarau panjang.

Air sumur ini menjadi langganan pemadam kebakaran.  Pernah suatu kali, airnya diambil sampai 13 tangki, tapi airnya masih melimpah.  Bahkan dipercaya, air sumur itu dapat mengobati penyakit. 

Ada kejadian misterius, di mana seorang petugas pemadam kebakaran berlaku tidak sopan saat mengambil air, saat itu juga, mobil pemadamnya macet. Hal itu sering kali berlangsung. Wallahualam….

2. Gedung Marba

Gedung Marba terletak di salah satu sudut kota lama, seberang Taman Srigunting, tepatnya Jalan Letjend R. Suprapto No 33, Semarang. Gedung ini dibangun pada pertengahan abad ke-19, merupakan bangunan 2 lantai dengan tebal dinding ± 20 cm.

Gedung ini selalu menarik perhatian mata para pengunjung, saat mengelilingi kawasan Kota Lama. Bangunannya yang eksotis dengan dinding berwarna merah tua menjadi alasannya.

Pada saat Gedung Marba direnovasi, pengawas perbaikan pembangunan Gedung Marba mengaku mendapatkan gangguan mistis.  Gangguan aneh sering terjadi di halaman belakang. Para pekerja  bangunan sering mendengar suara yang keras, entah seperti barang yang dilempar atau hantaman ke dinding.

Di lain waktu, para pekerja yang dalam keadaan setengah sadar, melihat sosok orang-orang Belanda, bahkan sampai disapa.

“Ada orang Belanda yang naik andong, padahal ini di dalam ruangan. Kemudian ada juga yang naik sepeda lalu membunyikan bel,” katanya.

3. Restoran Pring Sewu

Restoran ini memang tidak asing di dalam dunia kuliner.  Resto ini tampil dengan ciri khas bangunan Kota Lama Semarang yang eksotik. 

Restoran Pringsewu menempati salah satu gedung lama yang dahulu merupakan kantor pusat NV. Kian Gwan, perusahaan multinasional masa kolonial Belanda yang dimiliki oleh Oei Tiong Ham, orang paling kaya di Asia Tenggara.

Restoran  ini menggunakan bangunan yang terdiri dari dua lantai yang masih mempertahankan bentuk aslinya yang menarik wisatawan dari luar kota dan mancanegara. Bangunan ini menjadi salah satu dari sekian banyak bangunan yang masuk dalam cagar budaya.

Ada hal yang tidak biasa di suatu ruangan, yang  dulu merupakan tempat brankas Oei Tiong Ham.  Bagi orang yang “peka”, hawanya sangat berat, dada terasa sesak dan membuat mual.  Konon ini adalah tanda bahwa orang tersebut tertekan oleh energi dari suatu makhluk astral.

4. Lawang Sewu

Lawang Sewu adalah gedung bersejarah milik PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Bangunan utamanya mulai dibuat pada tahun 1904 dan selesai di pertengahan tahun 1907. Sedangkan bangunan lain di sekitarnya, mulai dibangun tahun 1916 sampai 1918.

Arsitektur bangunannya dirancang oleh seorang arsitek berasal dari Amsterdam yaitu Prof. Jakob F. Klinkhamer dan BJ Ouendag. Jumlah pintu di bangunan ini sangat banyak hingga masyarakat sekitar menyebutnya sebagai Lawang Sewu (Pintu Seribu – red.).

Lawang Sewu dikenal sebagai tempat yang menyeramkan dan berhantu sehingga wisatawan cenderung masih memandang ruangan-ruangan di tempat ini sebagai tempat mistis, bahkan Lawang Sewu dipercaya sebagai bangunan terangker nomor 2 di dunia. 

Berikut beberapa kisah seram yang beredar di masyarakat :

- Pernah seorang pria mengakui melihat penampakan sosok noni Belanda  mondar-mandir dengan menampilkan wajah pucatnya yang cantik bersimbah darah dan tersenyum.

- Dipercaya ada penampakan sosok penjaga di pintu dengan arah berlawanan di sisi barat dan timur, itu adalah para serdadu tentara Belanda lengkap dengan senjata laras panjang.

- Terdengar suara misteri di sumur tua di halaman gedung, seperti  teriakan kesakitan, tangisan dan ketakutan dari tentara Belanda.  Sejarah menyebutkan di tempat itulah, banyak tentara Belanda yang dibunuh oleh para tentara Jepang.

- Salah satu cerita penampakan yang paling dikenal di Lawang Sewu adalah sosok wanita berambut panjang, kerap terlihat di lorong-lorong sepanjang gedung Lawang Sewu.

Lawang Sewu juga dibuka pada malam hari untuk kunjungan wisata, meskipun diterangi lampu-lampu, energi negatifnya terasa sampai pagar halaman bagi yang bisa merasakan.

5. Benteng Pendem

Sejauh 42 km dari kota Semarang, berdiri sebuah benteng peninggalan dari zaman kolonial yang paling terkenal.  Benteng ini berlokasi di dekat Museum Kereta Api Ambarawa, dan dibangun pada tahun 1834 dan selesai pada tahun 1845.  Orang menyebutnya, sebagai Benteng Pendem.

Sebenarnya benteng ini Bernama Benteng Fort Willem I sesuai nama Raja Belanda, Willem Frederik Prins Vans Oranje-Nassau (1815-1840). Sedangkan sebutan Benteng Pendem, berhubungan dengan bangunannya yang tertutup tanah, karena dalam bahasa Jawa, istilah “pendem” berarti berada di bawah tanah atau terkubur.

Sejak tahun 2003 hingga saat ini, Benteng Pendem dimanfaatkan sebagai Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Ambarawa dan asrama.

Menurut keterangan warga setempat, aura misteri  menyelimuti benteng itu hingga kini. Bagi mereka yang memiliki indera keenam, tempat itu layaknya kerajaan lelembut.  Ada penampakan orang dengan luka di sekujur tubuh, merintih dan meminta tolong. Ini merupakan gambaran dari masa pembangunan Fort Willem yang banyak terjadi perisitwa perlakuan tak manusiawi yang diterima oleh pekerja, hingga meregang nyawa dan tewas.

Kesan horor Benteng Pendem, tak menjadikan pesonanya luntur. Pada tahun 2013 silam, tempat ini pernah dijadikan lokasi syuting film arahan Hanung Bramantyo berjudul ‘Soekarno’. Pertimbangannya, karena struktur bangunan yang masih asli dan kokoh, khas negeri Kincir Angin