WISATA KULINER: Ayuk, Cicipi Rujak Cingur Legendaris di Surabaya, Uenak Rek
- infopublik.id
Surabaya, WISATA – Sebagian pertandingan Piala Dunia U-17 digelar di kota Surabaya.
Selain dikenal sebagai kota pahlawan, ibu kota provinsi Jawa Timur ini, juga mempunyai beragam destinasi wisata menarik, termasuk wisata kuliner.
Dan kini, saat piala dunia U-17 bergulir, saatnya berburu kuliner.
Selain karena memiliki banyak destinasi wisata, kemudahan akses menuju kota Surabaya juga menjadi alasan banyak wisatawan datang ke sini.
Bagi warga Jakarta dan sekitarnya, liburan ke Surabaya juga bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi, kereta api, pesawat terbang, dan bus.
Surabaya mempunyai banyak tempat makan populer yang sering kali menjadi incaran utama para wisatawan.
Salah satu kuliner legendaris di Surabaya yang wajib dikunjungi, adalah Rujak Cingur Genteng Durasim.
Tempat makan ini menyajikan menu cingur sapi dengan buah dan sayur yang dikombinasi dengan bumbu kacang dan petis.
Cingur sapi di tempat ini bertekstur empuk dan gurih.
Agar lebih nikmat, rujak cingur bisa dicampur dengan kerupuk.
Tempat makan Rujak Cingur Genteng Durasim berada di Jalan Genteng Durasim Nomor 29, berdekatan dengan SMA Negeri 10 Muhammadiyah.
"Pendiri dari Rujak Cingur Genteng Durasim ini adalah nenek dari nenek saya, Mbah Woro," kata Andi Arya Saputra, generasi keempat dari pendiri tempat makan rujak cingur tersebut (15/11/2023).
Andi menceritakan, warung makan milik keluarganya mulai berjualan rujak cingur sejak tahun 1936, kala itu yang meracik rujak cingur adalah Mbah Woro.
Enam tahun berikutnya hingga 1978, rujak cingur ini diteruskan Maryam, anak dari mbah Woro.
Hingga kemudian, sampailah silsiah penerus warung rujak cingur kepada Andi Arya Saputra.
Andi menambahkan, rujak cingur Genteng Durasim Rujak cingur tidak jauh berbeda dengan rujak cingur yang lain.
Hanya saja, rujak cingur Genteng Durasim menggunakan petis yang berkualitas.
Petisnya ada yang dibuat sendiri, ada pula yang membeli dari daerah Sidoarjo dan Madura.
"Menemukan petis-petis yang pas dari begitu banyak jenis dan merek serta lokasi pembuatan di Pantai Utara Jawa adalah seni dan ketekunan bertahun-tahun yang tidak bisa segera dipahami. Begitu juga memilih bahan lainnya, yakni kacang hingga gula Jawa dan gula aren di mana membelinya," ujar Andi.
Sekedar informasi, rujak cingur adalah potongan tempe dan tahu goreng, taburan rebusan kangkung, tauge, dan mi, irisan belimbing madu, bengkoang, mangga muda, mentimun, nanas, juga potongan lontong dan daging cingur alias bagian hidung sapi lalu disiram bumbu kacang yang pedas bercampur petis menyengat.
Rasanya unik, otentik, dan seperti tersetrum untuk menyantap lagi dan lagi.
Hal unik lainnya dari rujak cingur Genteng Durasim, lanjut Andi, adalah cobek batu untuk mengulek bumbu rujak cingur.
Cobek itu berbobot 45 kilogram yang dipesan leluhurnya kala itu dari seseorang di Magelang, Jawa Tengah.
"Bahkan, cobek itu diantar sendiri dari Magelang sampai Surabaya dengan menaiki sepeda pada tahun 1943. Yang mengantar cobek itu tidak mau dibayar, dia hanya minta dibalas dengan diajak keliling Surabaya naik andong," kata Andi.
Harga rujak cingur di warung ini dibagi menjadi dua jenis, harga rujak cingur yang biasa Rp30 ribu per porsi, sedangkan yang spesial Rp50 ribu.
Ia mengungkapkan, selain rujak cingur, menu favorit di warungnya adalah sop buntut.
Menu yang satu ini menjadi pilihan untuk santapan makan siang.
Di era digitalisasi seperti saat ini, Andi mengaku sudah memanfaatkan teknologi untuk mempertahankan dan meningkatkan para pelanggan.
Warungnya bermitra dengan Grab Food and Go Food.
"Dengan memanfaatkan teknologi, pembeli tidak diharuskan datang ke tempat. Cukup memesan melalui aplikasi Grab dan Gojek. Selain itu, konsumen baru biasanya mengetahui warung ini dari kedua aplikasi itu," jelasnya.
(Sumber: infopublik.id)