Toko Oen Malang: Wisata Kuliner yang Membawa Kita ke Masa Lalu
- Malangkota.go.id
Malang, WISATA - Kalau bicara tentang Malang, salah satu kota di Jawa Timur yang dikenal dengan julukan Paris van East Java, nggak cuma udaranya yang sejuk, tapi juga punya banyak cerita sejarah. Kota ini jadi saksi bisu peninggalan kolonial Belanda, salah satunya adalah Toko Oen, tempat legendaris yang nggak pernah kehilangan daya tariknya sejak tahun 1930-an.
Sejarah Toko Oen: Tempat Nongkrongnya Orang Belanda
Toko Oen pertama kali berdiri pada tahun 1930. Bangunannya yang khas langsung bikin kita serasa melintasi waktu ke masa kolonial. Dulu, Toko Oen adalah tempat favorit orang Belanda buat nongkrong, makan, bahkan berdansa. Nggak cuma warga Belanda di Malang, tapi juga dari Blitar, Pasuruan, dan kota-kota sekitarnya sering berkumpul di sini. Bahkan, Toko Oen juga sering dijadikan venue untuk pernikahan.
Lokasi Toko Oen strategis banget, berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat Nomor 5, tepat di pusat Kota Malang. Kalau kamu jalan-jalan di kawasan Alun-Alun Kota Malang, kamu bakal mudah menemukan bangunan ini, apalagi karena letaknya berdekatan dengan pusat perbelanjaan legendaris Sarinah dan Gereja Hati Kudus Yesus yang ikonik.
Menyusuri Jejak Kolonial di Dalam Toko Oen
Begitu masuk ke dalam Toko Oen, kita disambut tulisan berbahasa Belanda:
“Welkom in Malang Toko Oen Die Sinds 1930 Aan de Gasten Gezzeligheid.”
Artinya, "Selamat datang di Toko Oen Malang yang memberikan kegembiraan bagi para tamu sejak 1930." Tulisan ini seolah jadi pengingat bahwa toko ini sudah melewati hampir satu abad perjalanan.
Yang menarik, bangunan Toko Oen tetap mempertahankan bentuk aslinya. Mulai dari lantai, plafon baja, hingga perabot klasik di dalamnya masih dipertahankan. Ini jadi alasan kenapa turis, terutama dari Eropa, nggak pernah melewatkan tempat ini saat berkunjung ke Malang.
Menurut Ansori, seorang pramuwisata senior di Toko Oen sejak 1994, nama “Oen” diambil dari nama keluarga pemilik pertama. Dulu, Toko Oen punya empat cabang di Indonesia: Semarang, Jakarta, Surabaya, dan Malang. Tapi sekarang, cuma dua yang bertahan, yaitu di Malang dan Semarang. Keduanya sudah jadi cagar budaya.
Menu Klasik yang Jadi Andalan
Kalau ke Toko Oen, jangan lupa cobain menu klasiknya. Di etalase, kamu bisa lihat deretan makanan khas Belanda seperti garnalen brood, kippen brood, dan socijs brood. Ada juga kue tradisional Indonesia seperti cucur dan lapis legit, yang ternyata juga digemari turis Belanda.
Ansori menyebutkan kalau hidangan favorit di Toko Oen adalah steak, roti, dan es krim. Uniknya, es krim di sini dibuat secara homemade dengan resep asli yang nggak berubah sejak zaman Belanda. Untuk menikmati makanan, ada dua pilihan tempat duduk: meja tinggi untuk makan berat, dan meja pendek untuk ngemil sambil ngopi atau minum teh.
Pesona Nostalgia yang Tak Pernah Pudar
Toko Oen bukan sekadar tempat makan. Buat turis Belanda, ini adalah tempat penuh kenangan. Banyak di antara mereka yang datang untuk bernostalgia, mengenang masa kecil, atau bahkan menceritakan sejarah keluarga mereka ke anak-cucu. Malang sendiri memang jadi salah satu destinasi utama turis Belanda di Indonesia.
Menurut Ansori, Toko Oen sudah masuk ke dalam paket wisata Jawa-Bali di berbagai biro perjalanan di Belanda. Bahkan, ada yang bilang:
“Kalau ke Malang tapi nggak mampir ke Toko Oen, rasanya belum lengkap.”
Banyak turis yang datang hanya untuk berfoto atau sekadar menikmati suasana historisnya.
Kontribusi Toko Oen untuk Pariwisata Malang
Toko Oen nggak cuma jadi magnet wisatawan asing, tapi juga punya kontribusi besar untuk pariwisata lokal. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Jawa Timur terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2023, jumlah wisatawan asing tercatat mencapai 1,5 juta orang, dengan sebagian besar mengunjungi kawasan heritage seperti Malang.
Pemerintah Kota Malang juga terus mendukung pelestarian bangunan bersejarah seperti Toko Oen. Selain sebagai destinasi wisata, Toko Oen juga diakui sebagai cagar budaya, yang artinya tidak boleh diubah bentuk aslinya. Ini jadi bukti bahwa warisan sejarah bisa berdampingan dengan modernitas.
Tips Berkunjung ke Toko Oen
Buat kamu yang pengen mampir ke Toko Oen, berikut beberapa tips biar pengalamanmu makin seru:
- Datang di pagi atau sore hari: Suasana lebih sejuk dan nyaman untuk menikmati hidangan.
- Coba es krim legendarisnya: Ini adalah menu yang paling sering dipesan turis, dengan rasa klasik yang nggak berubah sejak dulu.
- Siapkan kamera: Jangan lupa abadikan momen di dalam Toko Oen, terutama di sudut-sudut dengan dekorasi klasik.
- Reservasi untuk grup besar: Kalau datang rombongan, lebih baik pesan tempat dulu.
Malang: Perpaduan Sejarah dan Modernitas
Malang memang kota yang unik. Di satu sisi, kamu bisa menikmati jejak sejarah kolonial seperti di Toko Oen, sementara di sisi lain, kamu juga bisa menjelajahi tempat-tempat modern yang instagramable. Perpaduan inilah yang bikin Malang selalu jadi destinasi favorit, nggak cuma buat turis lokal tapi juga mancanegara.
Jadi, kalau kamu lagi berencana ke Malang, pastikan Toko Oen masuk ke dalam itinerary-mu. Rasakan sensasi makan di tempat yang penuh sejarah sambil menikmati makanan klasik yang otentik.