YOGYAKARTA: Perajin Tenun Stagen Argosari Sedayu Bantul, Tetap Setia Gunakan ATBM

Perajin Tenun Stagen Argosari Sedayu Bantul Tetap Gunakan ATBM
Sumber :
  • bantulkab.go.id

Yogyakarta, WISATA – Suara khas itu masih ada.

Ya, hingga kini, dentuman suara kayu yang saling beradu, mengharmonisasi keheningan di Padukuhan Botokan, Kelurahan Argosari, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Adalah Harti, perempuan paruh baya yang dalam kesehariannya menenun satu demi satu benang dengan telaten, hingga menghasilkan selembar kain tenun stagen.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Hilgers dan Reijnders Resmi Jadi WNI, Siap Bela Timnas

Harti, Perajin Tenun Stagen Argosari Sedayu Bantul, Yogyakarta

Photo :
  • bantulkab.go.id
Stagen adalah pelengkap busana Jawa berupa lembaran kain panjang yang dililitkan di bagian perut dan berfungsi seperti korset atau peramping perut.

Stagen, biasanya familiar di kalangan pelaku seni maupun untuk keperluan pribadi, seperti digunakan oleh ibu-ibu usai melahirkan.

Meski zaman sudah semakin modern, namun aktivitas menenun yang dilakukan di samping rumah Harti ini, masih setia menggunakan erek atau yang biasa disebut ATBM (alat tenun bukan mesin).

Harti mengaku telah menekuni pekerjaan menenun sejak ia masih muda.

“Awalnya dari sejak muda memang sudah membuat stagen, awalnya ikut orang, lalu kemudian membuka usaha sendiri menggunakan ATBM,” ujar Harti.

Perajin Tenun Stagen Argosari Sedayu Bantul, Yogyakarta

Photo :
  • bantulkab.go.id
Bersama dengan 20 orang karyawan yang rata-rata telah berusia di atas 50 tahun, setiap harinya, lembaran kain stagen dihasilkan.

Untuk satu lembar stagen berukuran 9 meter, dapat dikerjakan selama lebih kurang dua jam.

Dalam sehari, setiap karyawan bisa menghasilkan 5 buah lembar stagen.

“Beli satuan bisa tapi harganya lain, kalau belinya kodian, harganya lebih rendah,” terangnya.

Meski mengaku tak kesulitan dalam hal pemasaran, Harti tetap berharap di tengah maraknya kain tenun yang dibuat dengan menggunakan mesin, eksistensi tenun ATMB dapat terus lestari lintas generasi.

(Sumber: bantulkab.go.id)
Menerapkan Metode Socrates dalam Pendidikan: Mengapa Pertanyaan Lebih Penting daripada Jawaban?