Lempeng Tektonik, Pengaruhnya terhadap Gempa Bumi dan Vulkanisme
- Instagram/_uom_geology
Pergerakan lempeng tektonik merupakan proses geologi yang membentuk permukaan planet kita. Pergerakan ini dipengaruhi oleh berbagai gaya yang menyebabkan lempeng-lempeng tersebut bergeser, bertumbukan, dan terpisah.
Konveksi mantel: Salah satu penyebab utama pergerakan lempeng adalah konveksi mantel. Mantel adalah lapisan batuan panas dan cair antara kerak dan inti bumi. Saat dipanaskan oleh inti, ia naik ke permukaan, membawa lempeng tektonik bersamanya. Saat lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas mantel, lempeng-lempeng tersebut akan terdorong menjauh atau menyatu, bergantung pada arah arus konveksi.
Gravitasi: Gravitasi bumi menyebabkan lempeng tektonik menyatu atau menjauh satu sama lain. Pergerakan ini menghasilkan terbentuknya batas-batas yang konvergen atau divergen. Ketika lempeng-lempeng tersebut menyatu, maka akan tercipta barisan pegunungan atau letusan gunung berapi. Ketika mereka menyimpang, hal ini dapat menyebabkan terciptanya lembah keretakan dan punggung samudera.
Rotasi Bumi: Lempeng-lempeng bergerak mengelilingi planet akibat rotasi Bumi, menyebabkan terbentuknya batas-batas baru atau konfigurasi ulang batas-batas yang sudah ada.
Kekuatan Eksternal: Kekuatan eksternal seperti dampak asteroid atau pergerakan gletser juga dapat mempengaruhi pergerakan lempeng. Dampak asteroid dapat menyebabkan gempa bumi dan menciptakan batas-batas baru, sedangkan berat gletser dapat menekan kerak bumi sehingga mengakibatkan perubahan sebaran lempeng tektonik.
Pergeseran Benua
Bagaimana benua-benua bisa bergerak? Mekanisme di balik pergeseran benua adalah lempeng tektonik. Kerak bumi terdiri dari beberapa lempeng besar yang terus bergerak. Ketika lempeng-lempeng ini bertabrakan, maka akan tercipta barisan pegunungan dan aktivitas vulkanik. Sebaliknya, ketika lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, maka akan tercipta lembah keretakan dan punggung samudera.