Seneca: Filsuf Romawi dan Penasihat Kekaisaran, Menginspirasi Lewat Surat-suratnya kepada Lucilius
- Image creator Bing/ Handoko
Malang, WISATA - Seneca, seorang filsuf Romawi yang hidup pada abad pertama Masehi, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Barat. Selain dikenal sebagai filsuf, Seneca juga menjabat sebagai negarawan dan penasihat kekaisaran di bawah Kaisar Nero. Salah satu aspek yang paling menonjol dari karyanya adalah kumpulan surat-surat yang ditujukan kepada muridnya yang bernama Lucilius. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi kehidupan, karya, dan pesan-pesan inspiratif yang terkandung dalam surat-surat Seneca kepada Lucilius.
Latar Belakang dan Kehidupan Seneca
Lucius Annaeus Seneca, atau lebih dikenal sebagai Seneca, lahir pada tahun 4 SM di Cordoba, Spanyol, di provinsi Hispania Baetica, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi. Seneca berasal dari keluarga bangsawan Romawi yang kaya raya dan terpelajar. Ayahnya, Seneca the Elder, adalah seorang pengacara terkemuka dan menjabat sebagai prefek Romawi di Roma.
Sebagai seorang anak, Seneca telah diperkenalkan kepada banyak bidang pengetahuan, termasuk filsafat, sastra, dan retorika. Dia mendapat pendidikan yang sangat baik di bawah bimbingan ayahnya dan sejumlah guru terkemuka di masa itu. Seneca menunjukkan bakat luar biasa dalam retorika dan sastra sejak usia muda, dan kemudian dia mengejar karier sebagai seorang penulis dan filsuf.
Pada usia muda, Seneca dikirim ke Roma untuk menempa karier politik dan hukumnya. Di ibu kota kekaisaran itu, dia belajar di bawah bimbingan sejumlah tokoh terkemuka, termasuk penulis dan orator Publius Papinius Statius. Di sana, dia juga terlibat dalam kegiatan politik dan mulai membangun jaringan hubungan yang luas di antara kaum elit Roma.
Selama masa mudanya, Seneca terlibat dalam beberapa aktivitas politik dan keuangan yang kontroversial. Dia menjabat sebagai senator Romawi dan kemudian menjadi penasihat di istana kekaisaran di bawah pemerintahan Kaisar Caligula. Namun, hubungannya dengan Caligula menjadi rumit, dan dia dipaksa untuk mengasingkan diri ke Korsika selama beberapa tahun.
Setelah kembali dari pengasingan, Seneca memulai kembali karier politiknya di bawah pemerintahan Kaisar Claudius. Namun, kesuksesannya tidak berlangsung lama, karena dia diasingkan sekali lagi pada tahun 41 Masehi, kali ini oleh Kaisar Nero, yang merasa terancam oleh kehadirannya dan dituduh terlibat dalam konspirasi melawan kekaisaran.