Stoicisme Mendorong Praktik Gratifikasi Tertunda, Begini Maknanya
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Di era modern yang penuh dengan kemudahan dan akses instan, gratifikasi tertunda menjadi sebuah tantangan tersendiri. Banyak orang tergoda untuk menikmati kesenangan instan daripada menunda kebahagiaan yang lebih besar di masa depan.
Namun, Stoicisme, filosofi kuno yang mengajarkan kebahagiaan sejati, justru mendorong praktik gratifikasi tertunda. Stoicisme meyakini bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari kesenangan instan, tetapi dari nilai-nilai dan kebajikan yang kita tanamkan dalam diri kita.
Apa itu Gratifikasi Tertunda?
Gratifikasi tertunda adalah kemampuan untuk menunda kesenangan demi mendapatkan reward yang lebih besar di masa depan. Hal ini membutuhkan kesabaran, disiplin, dan kontrol diri.
Mengapa Stoicisme Mendorong Gratifikasi Tertunda?
Stoicisme mendorong gratifikasi tertunda karena beberapa alasan, yaitu:
- Membangun karakter: Dengan menunda kesenangan, kita belajar untuk lebih disiplin, sabar, dan memiliki kontrol diri. Kebajikan-kebijaksanaan ini penting untuk membangun karakter yang kuat dan berintegritas.
- Meningkatkan kebahagiaan: Penelitian menunjukkan bahwa gratifikasi tertunda dapat meningkatkan kebahagiaan dalam jangka panjang. Hal ini karena menunda kesenangan dapat membantu kita untuk mencapai tujuan yang lebih besar dan bermakna.
- Membuat keputusan yang lebih baik: Dengan menunda kesenangan, kita memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan konsekuensi dari tindakan kita dan membuat keputusan yang lebih bijaksana.
- Menghindari jebakan kesenangan instan: Kesenangan instan sering kali bersifat sementara dan tidak memuaskan. Dengan menunda kesenangan, kita dapat menghindari jebakan kesenangan instan dan fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup.