Hujan di Jl. Sigura-gura Malang Airnya Berbusa, Mengapa Bisa Begitu?

Jalan yang Berbusa di Jl. Sigura-gura Malang
Sumber :
  • tangkap layar Tik Tok/updatemalang

Malang, WISATA – Hujan turun pertama kali di Malang setelah kemarau panjang. Dengan suhu udara rata-rata 33 derajat Celcius pada siang hari, membuat warga Malang gerah dan kepanasan. Kemarin tanggal 23 Oktober 2023 untuk pertama kalinya hujan turun, meskipun hanya sebentar namun sedikit menyejukkan kota Malang.

Masa Depan Baterai EV: Mengapa Nikel dan Lithium Jadi Emas Baru Industri Otomotif?

Terpantau di beberapa ruas jalan kota Malang telah turun hujan secara merata. Hujan yang ditunggu-tunggu ini tentu saja membuat sebagian besar warga Malang merasa gembira, karena sebelumnya banyak yang berkeluh kesah karena panasnya cuaca di Malang. 

Sekalipun hujan membuat warga Malang gembira, namun fenomena aneh terjadi di Jl. Sigura-gura di mana air hujan yang turun di jalan airnya berbusa seperti air yang bercampur dengan detergen. Penampakan jalan dengan air hujan berbusa ini diunggah oleh akun @updatemalang di Tik Tok.

Nikel dan Kobalt: Logam Kunci yang Menggerakkan Revolusi Mobil Listrik

Sebenarnya fenomena air hujan berbusa ketika turun pertama kali bukan hanya terjadi di daerah Sigura-gura saja, melainkan bisa terjadi di mana pun di seluruh dunia. 

Fenomena air hujan berbusa ketika turun pertama kali adalah hal yang normal dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Hal ini disebabkan ketika air hujan bercampur dengan minyak yang telah ditarik ke permukaan selama cuaca panas.

Keamanan Siber di AS: Bagaimana Negara Ini Mengelola 58% Perusahaan Cybersecurity Dunia

Karena minyak jalan yang muncul ke permukaan di musim panas, bercampur dengan air hujan. Permukaan jalan beraspal aspal halus di mana permukaan yang terkelupas memiliki permukaan yang lebih kasar, yang memungkinkan lebih banyak oksigen bercampur dengan minyak dan kotoran di antara batu, menciptakan tampilan berbusa ketika lalu lintas naik di atasnya dan mencampurnya.

Penjelasannya secara ilmiah yang dilansir dari chemistry.stackexchange.com seperti ini: gelembung busa terdiri dari gas yang terperangkap oleh cairan, di mana cairan memiliki tegangan permukaan yang cukup tinggi untuk merangkum gas. Ini memberi gelembung tiga bahan: cairan, gas, dan tegangan permukaan.

Bahan pertama: cairan yaitu air hujan. 

Bahan kedua: gas, yaitu udara. Yang perlu dijelaskan adalah bagaimana gas menjadi terperangkap dalam cairan. Penjelasannya begini, aspal mempunyai pori, artinya struktur mikro aspal terdiri dari banyak tabung acak kecil melalui bahan padat. Berkat efek kapiler, air tersedot ke dalam tabung kecil itu dan gas dipaksa keluar. Gas ini dipaksa keluar dari bahan aspal berpori dan melalui cairan di permukaan menciptakan gelembung.

Tegangan permukaan adalah bahan ketiga yang mengontrol bentuk, ukuran, dan kekuatan gelembung. Tegangan permukaan dapat ditingkatkan dengan surfaktan (molekul besar yang, ketika ditambahkan ke cairan, menggumpal dan meningkatkan tegangan permukaan). Pada permukaan jalan menumpuk banyak surfaktan yang kebanyakan berupa minyak. Minyak terdiri dari banyak hidrokarbon rantai panjang, yang merupakan surfaktan sempurna. Surfaktan cenderung menggumpal (itu sebabnya, jika Anda menuangkan sedikit minyak di atas air, itu akan cenderung menggumpal saat menyebar ke permukaan air).

Memiliki minyak bertindak sebagai surfaktan meningkatkan tegangan permukaan air hujan di permukaan jalan, dan membuat gelembung yang terbentuk di air lebih kuat. Itu menjelaskan gelembung busa yang Anda lihat