Seneca: Nikmati Apa yang Ada, Jangan Kejar yang Belum Tentu Dimiliki
- Cuplikan layar
Seneca mengajarkan bahwa dengan menghargai apa yang ada di depan mata, kita bisa hidup lebih damai dan bijaksana. Alih-alih memusatkan energi pada hal-hal yang belum dimiliki, kita justru diarahkan untuk merawat dan menikmati hal-hal yang sudah menjadi milik kita.
Menikmati Saat Ini, Bukan Mengorbankan Hari Ini Demi Besok
Salah satu kesalahan umum yang kita lakukan adalah mengorbankan kebahagiaan hari ini demi impian masa depan yang belum tentu datang. Kita bekerja mati-matian, menunda kebahagiaan, dan berharap suatu saat nanti semua usaha ini akan terbayar.
Seneca justru mengkritik mentalitas ini. Ia mengatakan, “The greatest obstacle to living is expectancy, which depends upon the morrow and wastes today.” (Penghalang terbesar dalam menjalani hidup adalah harapan yang tergantung pada esok dan menyia-nyiakan hari ini.)
Hidup yang bijaksana adalah hidup yang sadar. Sadar bahwa waktu adalah aset paling berharga yang tidak bisa dibeli kembali. Sadar bahwa momen sekarang adalah satu-satunya kenyataan yang kita miliki sepenuhnya.
Filosofi Anti-Kekurangan: Bahagia dalam Kesederhanaan
Seneca tidak menyuruh kita untuk menolak kemajuan atau hidup dalam kemiskinan. Tapi ia memperingatkan bahwa keinginan tanpa akhir adalah jebakan. Kebahagiaan sejati bukan datang dari banyaknya benda yang kita kumpulkan, tapi dari kualitas batin dalam menikmati kesederhanaan.