Socrates: Filosofi Hidup yang Membuat Kita Tidak Takut Mati

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Socrates percaya bahwa kehidupan dan kematian tidak dapat dipisahkan. Dalam dialog Phaedo, ia menyampaikan bahwa para filsuf sejati adalah orang-orang yang sepanjang hidupnya telah mempersiapkan diri untuk mati. Maksudnya bukan dalam arti pesimistis atau menginginkan kematian, tetapi lebih kepada hidup secara jujur, adil, dan penuh makna sehingga ketika kematian datang, tidak ada penyesalan.

Seneca: Memiliki Tak Lagi Menyenangkan Jika Tak Dibagikan

“Orang bijak tidak takut mati, karena mereka hidup dengan baik.”

Ini adalah prinsip penting yang bisa kita renungkan. Ketakutan terhadap kematian sering kali datang dari kehidupan yang belum dijalani sepenuhnya—dari janji pada diri sendiri yang belum ditepati, dari kata-kata yang tak sempat diucapkan, atau dari pilihan hidup yang dijalani tanpa kesadaran. Socrates mengajarkan bahwa dengan menjalani hidup yang benar, kematian bukan lagi momok yang menakutkan, tetapi bagian alami dari perjalanan jiwa.

Zeno dari Citium: “Filosofi Bukan Hanya untuk Dibicarakan, Tapi untuk Dijalani”

Hidup Bukan Tentang Lama, Tapi Tentang Benar

Socrates sendiri menghadapi kematiannya dengan ketenangan luar biasa. Ia dihukum mati oleh negara Athena karena dituduh “merusak moral anak muda dan tidak menyembah dewa-dewa negara.” Namun alih-alih lari atau memohon ampun, ia menerima hukuman itu sebagai bagian dari integritasnya.

Visualisasi Negatif: Teknik Stoik Ajaib dari William B. Irvine

Dalam kata-katanya yang terkenal, ia berkata:
“Yang penting bukanlah hidup, tapi hidup dengan benar.”

Ini adalah cerminan dari filosofi yang mendalam. Socrates menolak kompromi moral demi menyelamatkan hidupnya. Ia menunjukkan kepada dunia bahwa hidup bermakna lebih dari sekadar bertahan. Menjadi jujur, adil, dan tidak mengkhianati prinsip jauh lebih penting daripada umur panjang.

Halaman Selanjutnya
img_title