Seneca: “Segala sesuatu adalah hasil upaya kreatif semesta. Tidak ada yang mati di alam ...
- Image Creator/Handoko
Seneca, WISATA - “Everything is the product of one universal creative effort. There is nothing dead in Nature. Everything is organic and living, and therefore the whole world appears to be a living organism.”
(“Segala sesuatu adalah hasil dari satu upaya kreatif semesta. Tidak ada yang mati di alam. Segalanya organik dan hidup, dan karena itu seluruh dunia tampak seperti organisme yang hidup.”)
Jakarta, 30 Mei 2025 — Filsuf Romawi, Lucius Annaeus Seneca, dalam salah satu pemikirannya yang paling mendalam, menyampaikan pandangan filosofis dan ekologis yang luar biasa visioner: bahwa seluruh alam semesta ini adalah satu kesatuan hidup. Bagi Seneca, tidak ada yang mati di alam. Setiap unsur, setiap makhluk, bahkan hal yang tampak diam, sesungguhnya merupakan bagian dari organisme besar yang bernapas: alam itu sendiri.
Pandangan Stoik tentang Alam: Satu Jiwa Universal
Dalam tradisi filsafat Stoik, alam adalah makhluk hidup yang memiliki akal dan tatanan ilahi. Semua unsur di dalamnya saling terhubung dalam keharmonisan yang disebut “logos” — hukum alam semesta. Kutipan Seneca ini mencerminkan gagasan bahwa tidak ada yang eksis secara terpisah. Pohon, manusia, air, tanah, api, udara — semua saling berkaitan dalam satu upaya kreatif kosmis.
Stoikisme memandang bahwa alam bukan hanya latar belakang kehidupan manusia, tetapi bagian dari kita, dan kita bagian dari alam. Dengan kata lain, manusia bukan penguasa alam, tetapi simpul kecil dari organisme besar yang hidup bersama.
Relevansi dengan Dunia Modern: Kembali pada Ekologi Spiritual
Pemikiran Seneca menjadi semakin relevan di era krisis iklim seperti sekarang. Banyak bencana ekologis terjadi karena manusia memperlakukan alam sebagai objek mati, bukan sebagai entitas hidup. Pembabatan hutan, pencemaran laut, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati terjadi akibat pandangan bahwa alam dapat dieksploitasi tanpa batas.