Massimo Pigliucci: "Kamu Tidak Bisa Memilih Apa yang Terjadi Padamu, Tetapi Kamu Bisa Memilih Bagaimana Kamu Bereaksi"

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA – Hidup sering kali menghadirkan hal-hal yang tak terduga. Dari kehilangan, kegagalan, sampai kekecewaan. Tapi di tengah badai yang datang tiba-tiba, filsuf modern Massimo Pigliucci mengingatkan kita dengan satu prinsip Stoik yang sederhana tapi mendalam:
“Kamu tidak bisa memilih apa yang terjadi padamu, tetapi kamu bisa memilih bagaimana kamu bereaksi.”

Seneca: Tak Ada yang Menjadi Bijak karena Kebetulan

Kutipan ini bukan sekadar kalimat manis untuk menghibur. Ia adalah inti dari filosofi hidup yang diajarkan para Stoik, dan kini kembali dihidupkan oleh Pigliucci, profesor filsafat dari City College of New York. Filosofi ini mengajak kita untuk lebih bijak dalam menghadapi kenyataan, dengan menekankan satu hal penting: kita mungkin tidak bisa mengontrol dunia luar, tapi kita bisa mengontrol dunia batin kita sendiri.

Dunia Tidak Bisa Dikendalikan, Tapi Diri Sendiri Bisa

“Jangan Biarkan Kesan Pertama Menjatuhkanmu” – Pelajaran Epictetus Tentang Penilaian yang Bijak

Bayangkan kamu sedang terburu-buru ke kantor, tapi di tengah jalan hujan deras turun dan membuatmu terlambat. Marah? Kesal? Atau pasrah dan menenangkan diri? Di sinilah kutipan Pigliucci berbicara.

Menurut Stoikisme, kejadian eksternal seperti hujan, macet, atau ucapan orang lain bukanlah hal yang sepenuhnya bisa kita kendalikan. Tapi bagaimana kita meresponsnya—itulah wilayah kekuasaan kita.

“Kebebasan adalah Hak untuk Hidup Seperti yang Kita Kehendaki” – Pelajaran Abadi dari Epictetus

Ketika kita memilih untuk tetap tenang, fokus, dan tidak larut dalam emosi negatif, kita sedang menjalankan salah satu prinsip Stoikisme yang paling kuat: pengendalian diri.

Reaksi Adalah Pilihan, Bukan Refleks

Banyak dari kita yang tanpa sadar bereaksi secara otomatis saat sesuatu tidak berjalan sesuai harapan. Marah saat dikritik, kecewa saat gagal, atau panik saat masalah datang. Tapi Pigliucci menegaskan bahwa emosi itu bukan penguasa; mereka hanya alarm.

Artinya, kita punya ruang untuk berhenti sejenak, berpikir, dan memilih reaksi terbaik. Tidak perlu selalu marah. Tidak harus selalu kecewa. Kadang, dengan menarik napas dan menahan diri, kita bisa membuat keputusan yang lebih bijak.

Filosofi Kuno, Solusi Modern

Menariknya, ajaran ini sebenarnya sudah ada sejak zaman filsuf Romawi kuno seperti Epictetus dan Marcus Aurelius. Namun Pigliucci berhasil menyampaikannya dalam bahasa yang relevan untuk zaman sekarang.

Dalam bukunya "How to Be a Stoic", Pigliucci menekankan bahwa hidup akan selalu penuh kejutan, dan kita tidak selalu bisa mengendalikannya. Tapi saat kita sadar bahwa reaksi adalah pilihan, kita mulai mengambil kembali kekuatan atas hidup kita sendiri.

Hidup Menjadi Lebih Damai

Bayangkan jika setiap kali kita dihina, gagal, atau dikhianati, kita memilih untuk tidak membalas dengan amarah. Bayangkan jika saat kehilangan pekerjaan, kita tidak terpuruk dalam kesedihan, tapi mulai mencari peluang baru dengan kepala dingin.

Itulah kekuatan dari prinsip ini. Kita tidak sedang menyangkal kenyataan pahit, tapi sedang memilih untuk tidak diperbudak olehnya.

Ketika kita mampu memilih reaksi yang sehat, kita sedang membuka jalan menuju hidup yang lebih damai, stabil, dan seimbang.

Reaksi Positif, Hasil Lebih Baik

Kabar baiknya, pilihan reaksi bukan hanya soal ketenangan batin, tapi juga memengaruhi hasil nyata dalam hidup. Seseorang yang bisa tetap tenang saat menghadapi tekanan biasanya akan mengambil keputusan yang lebih baik, menjalin hubungan yang lebih sehat, dan lebih mudah menemukan solusi.

Pigliucci mengajarkan bahwa latihan ini seperti otot: semakin sering kita melatihnya, semakin kuat kita menjadi. Setiap kejadian buruk bisa jadi kesempatan untuk memperkuat karakter kita.

Penutup: Jadilah Penguasa Reaksimu

Hidup memang tak bisa selalu sempurna. Akan ada hal-hal yang terjadi di luar rencana dan kendali kita. Tapi seperti yang ditekankan oleh Massimo Pigliucci, bukan peristiwa yang menentukan kualitas hidup kita, melainkan bagaimana kita memilih untuk menanggapinya.

Jadi mulai hari ini, cobalah untuk tidak langsung bereaksi saat ada hal yang tidak menyenangkan. Ambil jeda. Bernapas. Pikirkan. Dan pilih respons yang paling sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan hidupmu.

Karena pada akhirnya, kamu memang tidak bisa memilih apa yang terjadi padamu. Tapi kamu selalu punya kuasa penuh untuk memilih bagaimana kamu bereaksi. Dan dalam pilihan itulah, terletak kebebasan sejati.