Jules Evans: Penerimaan Tak Berarti Menyerah; Tapi Memilih untuk Tidak Dihancurkan oleh yang Tidak Bisa Kita Kendalikan
- Cuplikan layar
“Penerimaan memberi ruang bagi kita untuk berdamai dengan kenyataan tanpa kehilangan martabat dan arah hidup,” tulis Evans dalam salah satu esainya.
Ia menyamakan penerimaan dengan daya lenting mental (resilience) yang memungkinkan seseorang tetap kokoh meski diterpa badai kehidupan. Dalam dunia terapi psikologis pun, konsep ini sering dipraktikkan melalui pendekatan seperti terapi penerimaan dan komitmen (ACT) serta terapi kognitif berbasis kesadaran penuh (mindfulness-based cognitive therapy).
Relevansi dengan Kesehatan Mental Modern
Menurut berbagai studi, kemampuan menerima kenyataan yang sulit berperan penting dalam mencegah gangguan psikologis seperti depresi, gangguan kecemasan, dan stres pascatrauma (PTSD). Jules Evans, yang juga merupakan direktur proyek di Centre for the History of the Emotions, secara aktif mempromosikan integrasi filsafat ke dalam praktik penyembuhan psikologis.
Melalui ceramah, buku, dan artikelnya, ia menyampaikan bahwa membangun kehidupan batin yang tangguh jauh lebih penting daripada mengejar kendali eksternal. Dunia akan terus berubah dan kadang tidak bersahabat, tetapi dengan penerimaan yang sehat, seseorang tetap bisa berjalan dengan kepala tegak.
Menghindari Perang yang Tidak Perlu
Evans juga memperingatkan bahaya dari terus-menerus melawan kenyataan yang tak bisa diubah. Ia menyebutnya sebagai “perang batin yang sia-sia” yang hanya menguras energi dan memperdalam penderitaan.