NDORO KAKUNG*: Bisnis Media Harus Berubah, Kecuali Memang ingin Digulung Sejarah
- FB: ndorokakungwicaksono
Jakarta, WISATA – Industri media sedang sekarat.
Siapa yang menyangkalnya?
Fakta menunjukkan, dalam beberapa dekade terakhir, industri media mengalami perubahan besar yang didorong oleh perkembangan teknologi digital.
Media konvensional, seperti surat kabar cetak dan televisi, menghadapi penurunan tajam dalam pendapatan akibat beralihnya konsumen ke platform digital yang lebih mudah diakses dan interaktif.
Menurut data terbaru, pendapatan penerbit surat kabar di AS saja telah menurun lebih dari 50% dalam dua dekade terakhir.
Di Indonesia, situasinya sama saja.
Banyak media cetak berhenti terbit. Banyak media terpaksa melepas karyawan dan wartawannya, atau paling tidak mengurangi gajinya seraya menghemat ongkos operasinya.
Tantangan media masa kini bukan hanya perihal kehilangan audiens, tetapi juga tentang bagaimana media bisa relevan di era yang penuh informasi dan pilihan platform konten.
Pergeseran minat dan kebutuhan konsumen media, terutama Gen Z, membawa peluang. Dengan media digital, pengelola memiliki akses ke audiens global, kemampuan untuk menargetkan iklan secara presisi, serta alat untuk berinteraksi langsung dengan pengguna.
Tantangan utama adalah bagaimana memanfaatkan teknologi ini untuk menciptakan engagement yang bermakna, sekaligus menjaga kepercayaan dan relevansi di tengah maraknya konten yang bersaing.
Di sinilah "This is Marketing" karya Seth Godin menjadi relevan. Buku ini memberikan perspektif yang segar tentang bagaimana media dan marketer bisa sukses dengan fokus pada hal-hal mendasar, seperti membangun hubungan dengan audiens, menciptakan produk yang relevan, dan memahami bahwa pemasaran adalah tentang menciptakan perubahan, bukan sekadar menjual.
Dalam "This is Marketing", Godin menekankan bahwa kesuksesan bukan hanya soal menjangkau sebanyak mungkin orang, melainkan tentang menemukan the smallest viable market—pasar terkecil yang cukup untuk membuat perubahan.
Dalam konteks media, ini berarti bahwa media tidak perlu lagi mengejar audiens massal yang heterogen, tetapi lebih baik fokus pada segmen spesifik dengan kebutuhan yang jelas.
Godin juga berbicara tentang pentingnya membangun kepercayaan dengan audiens, sebuah konsep yang sangat penting di era digital.