Mengapa Anak-anak Merupakan Pembelajar yang Cepat?
- pixabay
Dalam pemerolehan bahasa, waktu merupakan variabel penting. “Jika seorang anak tidak terpapar pada aspek-aspek bunyi bahasa tertentu saat pubertas, misalnya, maka mustahil untuk membedakan aspek-aspek tersebut,” kata Ravenscroft.
Penelitian telah menemukan bahwa, sejak lahir hingga masa pubertas, anak-anak mampu belajar bahasa dengan cepat dan efektif karena neuroplastisitas dan “fleksibilitas kognitif” mereka, atau kemampuan mental untuk beralih antara dua konsep atau gagasan yang berbeda dengan cepat, serta mampu untuk memikirkan dengan jelas tentang banyak konsep pada saat yang bersamaan.
Sebuah studi tahun 2022 di jurnal Current Biology menunjukkan bahwa anak-anak dan orang dewasa menunjukkan perbedaan dalam pembawa pesan otak yang dikenal sebagai asam gamma-aminobutyric (GABA), yang menurut penelitian dapat menstabilkan materi yang baru dipelajari.
Studi tersebut menemukan bahwa anak-anak memiliki “peningkatan GABA yang cepat” ketika mereka berpartisipasi dalam pelatihan visual dan pembelajaran ini berlanjut bahkan setelah pelatihan selesai, sedangkan “konsentrasi GABA pada orang dewasa tetap tidak berubah,” tulis para peneliti dalam studi tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa otak anak-anak merespons pelatihan dengan cara yang memungkinkan mereka menstabilkan pembelajaran baru dengan lebih cepat dan efisien. Oleh karena itu, penelitian ini mendukung gagasan bahwa anak-anak dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
“Hasil kami menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah dasar dapat mempelajari lebih banyak item dalam jangka waktu tertentu dibandingkan orang dewasa, menjadikan pembelajaran lebih efisien pada anak-anak,” Takeo Watanabe, salah satu penulis studi dan profesor ilmu kognitif, linguistik, dan psikologi di Brown University, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Meskipun anak-anak memiliki kapasitas untuk belajar dengan cepat, mereka akan menghadapi tantangan jika mereka tidak didukung dengan baik oleh orang dewasa yang peduli dan penuh kasih sayang yang membentuk lingkungan dan pengalaman mereka,” kata Ravenscroft. “Waktu terbaik untuk belajar adalah sedini mungkin; membacakan untuk bayi menawarkan pengalaman ikatan bersama yang indah selain memberikan kecintaan terhadap bahasa dan memastikan koneksi terjalin sejak awal otak.”
Kelahiran hingga usia 5 tahun adalah “masa kritis” bagi anak-anak, tambah Ravenscroft. Pada tahun-tahun awal ini, otak anak-anak jauh lebih sibuk dibandingkan otak orang dewasa karena anak terus belajar dan mencari cara terbaik untuk mendekati dan menavigasi situasi tertentu. Oleh karena itu, kemampuan anak untuk belajar dan memahami terkait dengan interaksi ini.