Kebenaran Menurut Socrates: Apakah Kebenaran Absolut Itu Ada?, Ini Penjelasannya

Socrates
Sumber :
  • wallpapercave.com

Namun, meskipun Socrates percaya pada kebenaran absolut, ia juga menyadari keterbatasan manusia dalam mencapainya. Salah satu kutipan terkenal Socrates, "Saya tahu bahwa saya tidak tahu," menunjukkan bahwa ia memahami bahwa pencarian kebenaran adalah proses yang tak pernah berakhir. Dalam pandangannya, manusia harus terus berusaha untuk menemukan kebenaran meskipun mungkin tidak akan pernah mencapainya sepenuhnya.

Plato: "Merasa Tahu Segalanya Lebih Buruk daripada Ketidaktahuan"

Kebenaran dan Moralitas

Bagi Socrates, pencarian kebenaran juga berkaitan erat dengan moralitas. Ia percaya bahwa pengetahuan tentang kebenaran akan menghasilkan tindakan yang benar. Socrates tidak memisahkan pengetahuan dari kebajikan; ia meyakini bahwa orang yang benar-benar mengetahui apa yang baik akan bertindak sesuai dengan pengetahuan itu. Oleh karena itu, baginya, kebajikan adalah pengetahuan, dan kebodohan adalah kejahatan.

Plato: “Perubahan adalah Hukum Kehidupan, Mereka yang Hanya Melihat ke Masa Lalu Akan Kehilangan Masa Depan”

Pandangan ini mencerminkan keyakinan Socrates bahwa manusia memiliki potensi untuk menjadi baik asalkan mereka memahami apa itu kebaikan. Dalam dialog "Apologia", yang ditulis oleh muridnya, Plato, Socrates mengatakan bahwa tugasnya sebagai filsuf adalah untuk memimpin orang lain menuju pemahaman yang lebih dalam tentang kebaikan dan kebenaran.

Tantangan terhadap Kebenaran Absolut

Pierre Hadot: Filsuf yang Mengajarkan Cara Hidup Tenang dan Bijaksana di Dunia yang Sibuk

Namun, meskipun Socrates menawarkan pandangan optimis tentang kemampuan manusia untuk menemukan kebenaran, gagasan tentang kebenaran absolut tetap menjadi topik perdebatan yang kompleks. Filsuf-filsuf setelah Socrates, seperti Nietzsche dan Foucault, menantang gagasan bahwa kebenaran adalah sesuatu yang universal dan tidak berubah. Mereka mengajukan bahwa kebenaran sering kali dibentuk oleh kekuasaan, budaya, dan konteks historis.

Pandangan relativistik ini mencerminkan skeptisisme terhadap klaim kebenaran yang bersifat absolut. Mereka berargumen bahwa apa yang dianggap sebagai kebenaran pada suatu waktu dan tempat mungkin berbeda di tempat lain. Bahkan, dalam masyarakat modern, kita sering kali melihat bagaimana pandangan tentang kebenaran dan moralitas berubah seiring dengan perkembangan sosial, politik, dan teknologi.

Halaman Selanjutnya
img_title