Mengapa Socrates Diadili? Latar Belakang Politik dan Sosial yang Mengguncang Athena
- Image Creator/Handoko
Sosok yang Tidak Konvensional
Socrates tidak seperti para cendekiawan atau guru pada masanya. Ia tidak menulis buku atau membangun sekolah, melainkan berkeliling Athena berbicara dengan siapa saja yang ia temui. Ia sering kali berbicara dengan anak-anak muda yang kemudian menjadi pengikutnya, termasuk Plato, murid yang kemudian menjadi salah satu filsuf terbesar di dunia.
Keunikan Socrates juga terlihat dalam cara berpikirnya. Baginya, mencari kebenaran adalah tujuan hidup yang tertinggi. Ia meyakini bahwa kebijaksanaan sejati terletak dalam pengakuan bahwa seseorang tidak mengetahui apa-apa, dan oleh karenanya, harus terus mencari pengetahuan dan kebijaksanaan melalui dialog dan pemikiran kritis. Namun, gagasan-gagasan seperti ini membuat banyak orang merasa terganggu, terutama mereka yang memegang kekuasaan.
Dampak Perang Peloponnesos terhadap Sosial dan Politik Athena
Kekalahan Athena dalam Perang Peloponnesos juga memainkan peran besar dalam pengadilan Socrates. Setelah perang, Athena mengalami kerusuhan politik yang hebat, termasuk kudeta oligarki dan kekuasaan para tiran. Para pemimpin politik baru ini, yang sering kali berbeda pandangan dengan Socrates, melihat filsuf ini sebagai ancaman terhadap stabilitas politik mereka.
Para penguasa menganggap bahwa ajaran Socrates yang memprovokasi pemikiran kritis dan keraguan terhadap otoritas adalah hal yang berbahaya di masa-masa yang tidak pasti. Mereka khawatir bahwa pengaruh Socrates terhadap kaum muda Athena akan merongrong dasar-dasar tatanan sosial dan politik.
Pengadilan Socrates: Lebih dari Sekadar Hukuman