KAGAMA: Road To…“Cakrawala”, Parade Tari dan Budaya Nusantara Kagama Beksan Jabodetabek, Cussss…..

Gladi Resik Pementasan Cakrawala, Jumat (11/08/2023)
Sumber :
  • Christiyanto

Jakarta, WISATA – Jumat, 11 Agustus 2023. Gedung Pewayangan Kautaman Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta Timur riuh oleh lalu lalang orang.

KAGAMA BEKSAN JABODETABEK: Siap Pentaskan Tari untuk Hari Tari se-Dunia di Solo, Senin Malam

Mereka tak lain adalah para pegiat seni yang bakal mementaskan “Cakrawala” pada hari Sabtu, 12 Agustus 2023 di tempat yang sama, mulai pukul 19.00 WIB.

Berbulan-bulan sudah persiapan dilakukan di seluruh bagian yang terlibat. Produksi, artistik, manajemen, hingga seksi dana yang terkait dengan sponsorship.

KAGAMA BEKSAN JABODETABEK, Gelar Bukber dan Latihan untuk Tampil di Hari Tari se-Dunia

Nyaris tiap akhir pekan, seluruh crew yang terlibat produksi harus rela menyisihkan waktunya untuk latihan dan latihan. Nari dan nari.

 

Perkuat Religiosity Index Kemenag adakan Survey Ukur Tingkat Kerukunan Beragama di Indonesia

Direktur Produksi I Cakrawala, Teguh WS.

Photo :
  • Hepi Sih Rudatin

Tempat latihan pun terus berputar. Kadang di sekretariat Ikatan Alumni ITB di bilangan Patra Kuningan, kadang pula di sebuah studio di Jalan Amil, Pejaten atau lokasi lainnya.

 

Dan hari Jumat ini, saatnya mereka menggelar gladi resik sehari sebelum pementasan.

Tahun 2023 ini, seolah menjadi pertaruhan bagi Kagama (Keluarga Alumni Gadjah Mada) Beksan Jabodetabek.

Kagama Beksan Jabodetabek, komunitas seni dan budaya yang bernaung di dalam Pengurus Pusat Kagama ini, menghadirkan realita pergulatan pemikiran lintas generasi, dalam menyikapi keberagaman sekaligus memaknai seni budaya Nusantara.

Keinginan itu tidak main-main, dan sangat diperjuangkan dengan kesungguhan yang nyata.

 

Produser Cakrawala, Belinda Arunarwati Margono

Photo :
  • Christiyanto

Menurut produser “Cakrawala”, Belinda Arunarwati Margono, tujuan pementasan “Cakrawala” adalah untuk mengekspresikan semangat seni dan budaya yang selama ini, seolah-olah hanya dilakukan oleh para pelaku seni.

 

“Kami semua yang ada di sini, sebetulnya profesional dari beragam profesi, maksudnya adalah kumpulan pegawai-pegawai, anak sekolah SMP dan SMA. Kita ingin mengajak semuanya mencurahkan seni,” ujar Belinda saat ditemui Minggu.

Bahkan, ada pula yang merupakan satu keluarga.

“Jadi, misalkan ibunya nari, anaknya dua nari, atau bapaknya nari, anaknya juga ikut nari. Pokoknya ini semua adalah acara yang kita coba, agar menjadi satu kesatuan, termasuk dari lingkup yang paling kecil yaitu keluarga, bahwa kita semua bisa menjadi penjaga seni dan budaya negeri ini,” tambah Belinda.

Diksi “Cakrawala” dipilih karena mampu mewakili keberagaman yang menjadi ciri khas Indonesia.

“Kenapa harus “Cakrawala”, karena kita ingin menceritakan, bahwa Indonesia itu tidak hanya Jakarta, Indonesia itu tidak hanya Jawa, Indonesia itu dimulai dari Sabang sampai Merauke. Kita mencoba mengangkat tari-tarian yang tidak banyak diketahui orang. Artinya, kita tahu tapi jarang muncul.

Nah, “Cakrawala” bisa menunjukkan cara pandang tersebut, bisa mewakili itu,” jelas Belinda.

Selama durasi 90 menit, “Cakrawala”bakal menampilkan 8 tarian yang berasal dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia.

 

Gladi Resik Cakrawala, Tari Kinang Kilaras dari Betawi

Photo :
  • Christiyanto

Yang pertama adalah tari Kinang Kilaras dari Betawi.

 

“Karena menggambarkan bahwa kita dari ibu kota Jakarta. Tetapi kita ingin selalu mengenang bahwa sebetulnya, kita itu adalah negara maritim yang luar biasa. Makanya tarian kedua adalah tari Kipas dari Bugis yang menggambarkan pelaut-pelaut Bugis yang memang luar biasa,” terang Belinda.

Kemudian disusul tari Gending Sriwijaya.

 

Gladi Resik Cakrawala, Tari Gending Sriwijaya dari Sumatra

Photo :
  • Christiyanto

“Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu negara maritim yang luar biasa pada zaman dahulu. Lalu, kita angkat budaya yang selalu kita banggakan, yaitu Bali. Tari Legong Bali, itu juga salah satu yang terus kita jaga.”

 

 

Gladi Resik Cakrawala, Tari Kipas dari Sulawesi

Photo :
  • Christiyanto

Setelah itu, Belinda menambahkan,”Kita pindah ke Jawa ya, ada gambaran bahwa dulu kita tuh dijajah, lalu muncul tarian yang namanya tari Glipang. Sebetulnya ini tari rakyat yang menggambarkan kondisi ketika dijajah Belanda dan terhimpit, mereka bisa bersatu lalu menarikan dan menggambarkan semangatnya.”

 

Selanjutnya, adalah ke Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu tari Tifa yang menggambarkan semangat.

 

Gladi Resik Cakrawala, Tari Tifa dari NTT

Photo :
  • Christiyanto

Disusul tarian yang menggambarkan kondisi kekayaan kita yang lain yaitu hutan dan sumber daya alam.

 

“Nah itu, masuk ke Papua sama Kancet Banguntawai. Memang semua itu ada ceritanya, kenapa kami memilih tari-tarian itu, kita ingin merangkai tidak ingin tariannya itu cuma tarian satu – dua, masuk keluar, masuk keluar, nggak, tapi kita rangkai dalam satu kemasan,” papar Belinda.

Jadi, siapkan waktu malam Minggu kalian, untuk menjadi saksi perhelatan “Cakrawala”, 12 Agustus 2023. Jangan sampai terlewat….Pesan tiketnya, sekarang juga.