Kisah Sudan yang Pernah Menjadi Jejaka Langka Paling Dicari di Dunia
- IG/wisecow.consultants
WISATA – Sudan adalah badak putih utara jantan terakhir. Ia lahir pada 1973 di Sudan Selatan dan ditangkap oleh pemburu ketika berusia dua tahun. Sudan menjadi simbol harapan bagi banyak orang karena jika ia mati, subspesiesnya hampir pasti punah. Oleh karena itu, ia dijuluki "jejaka paling dicari di dunia" oleh aplikasi kencan Tinder, "badak paling terkenal" oleh berbagai outlet berita, dan "raksasa lembut" oleh para penjaga bersenjata yang mengawasinya 24 jam sehari. Namun, yang dikhawatirkan terjadi. Sudan mati pada 19 Maret 2018. Kematian Sudan menjadi pertanda kepunahan bagi subspesiesnya yang kini hanya menyisakan dua badak betina. Para ilmuwan berharap bisa 'membangkitkan' kembali badak putih utara dari kepunahan.
Kenangan mengenai Sudan diabadikan oleh jurnalis foto AFP, Tony Karumba, yang memotretnya di cagar alam Ol Pejeta di kaki Gunung Kenya, sekitar 15 bulan sebelum kematian badak tersebut. Foto tersebut menampilkan profil kepala Sudan dan dua culanya, ciri khas subspesies badak putih. Dua cula Sudan sengaja dipotong untuk mencegah pemburu liar.
Badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) mempunyai peran penting dalam ekosistem yaitu sebagai spesies kunci (keystone species). Karena keberadaannya meningkatkan biodiversitas rerumputan, mencegah kebakaran hutan, dan membuat simbiosis mutualisme dengan hewan lain, yaitu Cattle egret Bird (Bubulcus ibis) dan Cape starling (Lamprotornis nitens)
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepunahan badak putih utara, diantaranya adalah:
1. Sebaran terbatas: Badak putih utara hanya tersebar terbatas di 5 negara (Uganda bagian barat laut, Chad selatan, Sudan barat daya, Republik Afrika Tengah bagian timur, dan Republik Demokratik Kongo)