INFO HAJI: Membantu Lelaki Tua Membuka Aplikasi Nusuk

Jemaah Haji Indonesia berkesempatan Berada di Area Raudhah
Sumber :
  • Maman Abdurahman

Wisata – Seorang laki-laki berusia 61 tahun, terlihat memegang handphone dan mencoba mengisi form yang ada di pesan WhatsApp yang dikirim seseorang. Saya melirik kepadanya.

Dari Aristoteles ke Ibnu Sina: Mengapa Filsafat Masih Penting di Zaman Modern?

Kami duduk berdampingan jelang salat berjamaah Asar di pelataran Masjid Nabawi. Biasanya saya salat berjamaah di bagian dalam masjid. Tapi sore itu, saya dan Pak Masna, teman satu kamar, salat di luar, di pelataran masjid.

Saya melirik lagi ke arah lelaki tua itu. Ia tetap mencoba membuka gambar itu untuk mengisi form yang ada di gambar itu. Akhirnya, saya tak tahan untuk menawarkan bantuan.

JOMO Sebagai Solusi Stoik untuk Keseimbangan Hidup dengan Sentuhan Etnaprana

Muhammad, nama laki-laki tua itu. Ia berasal dari Pakistan. Ia berusaha membuka gambar aplikasi Nusuk. Saya katakan kepada lelaki tua itu tidak bisa mengisi form yang ada di file tersebut karena file itu berupa gambar hasil screen shoot.

Saya menyarankan kepada lelaki tua yang murah senyum itu untuk mendownload aplikasi Nusuk terlebih dahulu. Ia pun menyetujuinya. Saya memandu mendownload aplikasi masuk Raudhah itu.

Melepas Stres dengan JOMO: Rahasia Hidup Tenang ala Stoikisme dan Etnaprana

Setelah berhasil mendownloadnya, awalnya kami akan mendaftarkannya. Karena itu, kami perlu nomor visa, nomor paspor dan alamat e-mail. Tapi ternyata anak perempuannya telah mendaftarkannya. Itu terlihat dari komunikasi lelaki itu di WhatsApp.

Saya teringat teman saya satu kamar yang juga anaknya yang mendaftarkan di aplikasi Nusuk untuk masuk Raudhah. Ia hanya mendapatkan screen shoot pendaftarannya. Pasword dan alamat e-mail anaknya yang tahu.

Para askar penjaga pintu Raudhah itu tidak mau menerima hasil screen shoot. Harus dibuka dari aplikasi Nusuknya. Disinilah titik masalahnya.

Karena ketika pengguna login masuk ke aplikasi Nusuk, aplikasi ini meminta konfirmasi yang dikirim melalui alamat e-mail yang dicantumkan ketika mendaftar.

Ini yang terjadi kepada lelaki tua itu juga. Ketika saya membantunya masuk aplikasi ini konfirmasinya ke alamat email anaknya. Ia pun bolak balik menghubungi anaknya untuk memberi tahu kode konfirmasinya.

Beberapa kali kode konfirmasi diulang. Beberapa kali pula si anak lelaki tua itu memberitahukannnya.

Akhirnya kami berhasil masuk ke aplikasi Nusuk. Kami pun bersuka cita atas keberhasilan ini. Langkah selanjutnya adalah mendaftar kapan ia akan berziarah ke Raudhah.

Di aplikasi Nusuk ini ada banyak layanan. Salah satu layanannya adalah Prophet's Mosque Services. Pada layanan ini ada pilihan: Praying in the Noble Rawdah Men dan Praying in the Noble Rawdah Women.

Saya meminta Pak Tua itu untuk memilih yang Praying in the Noble Rawdah Men. Kemudian menentukan tahun, bulan, hari dan jamnya. Kemudian akan muncul pilihan jam berkunjung yang tersedia lengkap dengan informasi kepadatan pengunjungnya.

Setelah memastikan jadwal kunjungannya, kemudian akan muncul tulisan Obligation to  see the instructions yang harus dicontreng dan tekan Issuing Permit untuk mengakhiri.

Setelah semua proses ini berhasil, kami pun sangat senang. Kami bersalaman. Lelaki tua itu tinggal menunggu saja untuk berziarah ke Raudhah sesuai jadwal yang dipilihnya.

Setelah berhasil berkunjung ke Raudhah nanti, semua pengunjung akan mendapatkan sertifikat kunjungan ke Raudhah secara digital di aplikasi Nusuk.

Saya melihat wajah lekaki tua itu tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Ia pun pamit meninggalkan kami. Kami pun berpisah.

Selamat berziarah, Pak tua. Saya pun turut senang melihat kebahagiannya