Mutiara Hikmah: Fath Museli – Seorang Sufi yang Menghidupkan Kembali Jiwa dengan Zuhud
- Image Creator Grok/Handoko
Malang, WISATA - Dalam perjalanan sejarah tasawuf, ada sosok-sosok yang meninggalkan jejak spiritual mendalam, salah satunya adalah Fath Museli. Ia dikenal sebagai seorang sufi besar yang hidup dalam kesederhanaan, menjauhi dunia, dan mengajarkan nilai-nilai zuhud sebagai jalan menuju Allah. Kehidupannya penuh dengan kebijaksanaan yang menginspirasi banyak pencari kebenaran.
Mengenal Fath Museli
Fath Museli adalah seorang sufi yang hidup pada abad ke-9 M. Ia termasuk dalam generasi awal kaum sufi yang menekankan pentingnya zuhud, yaitu sikap meninggalkan dunia dan lebih mengutamakan kehidupan akhirat.
Dikisahkan bahwa sejak muda, Fath Museli sudah menunjukkan tanda-tanda seorang pencari Tuhan yang sejati. Ia tidak tertarik pada gemerlap dunia dan memilih kehidupan sederhana yang penuh dengan perenungan. Dalam perjalanan spiritualnya, ia banyak belajar dari para ulama dan sufi terkemuka, hingga akhirnya menjadi seorang guru yang dihormati.
Kehidupan Fath Museli penuh dengan ketaatan, keikhlasan, dan ketundukan total kepada Allah. Ia percaya bahwa kehidupan dunia hanyalah ujian, dan yang terpenting adalah bagaimana seseorang menjaga hatinya tetap bersih serta dekat dengan Allah.
Zuhud: Kunci Kebahagiaan Sejati
Salah satu ajaran utama Fath Museli adalah tentang zuhud. Baginya, dunia hanyalah fatamorgana yang bisa menipu manusia jika terlalu mencintainya.
Ia pernah berkata:
"Jika dunia ini berharga di matamu, maka akhirat tidak akan bernilai bagimu."
Fath Museli mengajarkan bahwa seorang hamba harus menjadikan dunia sebagai jembatan menuju akhirat, bukan tujuan utama. Ia percaya bahwa semakin seseorang melepaskan keterikatan terhadap dunia, semakin ia merasakan kedekatan dengan Allah.
Baginya, zuhud bukan berarti meninggalkan dunia sepenuhnya, tetapi menjadikan dunia hanya sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah. Ia mengajarkan bahwa harta, kekuasaan, dan kedudukan hanyalah titipan yang tidak boleh menguasai hati manusia.
Keikhlasan dalam Ibadah
Selain zuhud, Fath Museli menekankan pentingnya keikhlasan dalam ibadah. Ia selalu mengingatkan bahwa setiap amalan harus dilakukan hanya karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia.
Ia berkata:
"Siapa yang beribadah karena mengharapkan dunia, maka ia telah menjual akhiratnya dengan harga yang murah."
Menurutnya, ibadah yang dilakukan dengan hati yang bersih akan membawa ketenangan jiwa. Sebaliknya, jika ibadah hanya untuk kepentingan duniawi, maka ibadah tersebut tidak akan bernilai di sisi Allah.
Fath Museli juga sering mengingatkan murid-muridnya untuk selalu memperbaiki niat sebelum melakukan ibadah. Ia menekankan bahwa niat yang tulus adalah kunci diterimanya amal.
Dzikir dan Cinta kepada Allah
Fath Museli meyakini bahwa dzikir adalah cara terbaik untuk menjaga hati agar selalu terhubung dengan Allah. Ia selalu mengajak murid-muridnya untuk senantiasa berdzikir, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.
Ia berkata:
"Orang yang hatinya selalu mengingat Allah tidak akan pernah merasa sendirian di dunia ini."
Baginya, dzikir bukan hanya sekadar mengucapkan kalimat tasbih, tetapi juga menghadirkan kesadaran bahwa Allah selalu ada dalam setiap langkah kehidupan. Dengan dzikir yang terus-menerus, seseorang akan merasakan ketenangan dan kebahagiaan sejati.
Keteguhan dalam Menghadapi Ujian
Sebagai seorang sufi, Fath Museli memahami bahwa dunia penuh dengan ujian. Namun, ia mengajarkan bahwa ujian adalah bagian dari perjalanan menuju Allah. Ia selalu mengingatkan bahwa kesabaran adalah tanda dari keimanan yang sejati.
Ia berkata:
"Ketika dunia menimpakan ujian kepadamu, maka bersabarlah, karena itu adalah cara Allah mendekatkan dirimu kepada-Nya."
Menurutnya, setiap cobaan yang datang adalah bentuk kasih sayang Allah. Ujian akan membersihkan hati, menguatkan iman, dan membawa seseorang semakin dekat kepada Allah.
Pelajaran dari Kehidupan Fath Museli
Dari kehidupan dan ajaran Fath Museli, kita bisa mengambil beberapa hikmah penting:
1. Zuhud membawa kebahagiaan sejati.
Jangan biarkan dunia menguasai hatimu, karena kebahagiaan sejati ada dalam kedekatan dengan Allah.
2. Keikhlasan adalah kunci diterimanya amal.
Lakukan setiap ibadah hanya karena Allah, bukan untuk mendapatkan pujian manusia.
3. Dzikir adalah jalan menuju ketenangan.
Mengingat Allah dalam setiap keadaan akan membuat hati selalu tenang dan damai.
4. Kesabaran adalah bukti keimanan.
Setiap ujian adalah cara Allah menguatkan hati kita, hadapilah dengan kesabaran dan keyakinan.
5. Tinggalkan kecintaan dunia, tetapi tetap manfaatkan dunia untuk kebaikan.
Dunia hanyalah sementara, gunakanlah sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Penutup
Fath Museli adalah sosok sufi yang mengajarkan bahwa zuhud, keikhlasan, dan dzikir adalah jalan menuju Allah. Ia menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati tidak ada dalam harta atau kedudukan, tetapi dalam hati yang selalu mengingat Allah.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kehidupannya dan mengaplikasikan ajaran-ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.