Kalam Ramadan: Umar bin Abdul Aziz – Pemimpin yang Menolak Harta Haram

Kalam Ramadhan
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Salah satu kisah yang sering diceritakan tentang Umar bin Abdul Aziz adalah bagaimana beliau dengan tegas menolak pendapatan yang berasal dari riba dan korupsi. Dalam sebuah pertemuan di istana, beliau mendengar laporan bahwa ada pejabat yang memungut bunga berlebihan dari pinjaman rakyat. Tanpa ragu, Umar memerintahkan agar pejabat tersebut diberhentikan dan seluruh pendapatan dari praktik riba tersebut disita dan didistribusikan kepada yang membutuhkan.

Kalam Ramadhan: Menjadi Kaya dengan Jujur – Kisah Abdurrahman bin Auf

Tindakan tegas ini menunjukkan bahwa bagi Umar, harta yang diperoleh dari riba dan praktik curang tidaklah memiliki nilai keberkahan. Beliau meyakini bahwa rezeki yang halal adalah rezeki yang membawa kebaikan dan kesejahteraan, sedangkan harta haram akan mendatangkan malapetaka dan kezaliman.

Kisah Penghapusan Pungutan Berlebihan

Kalam Ramadhon: Sikap Tawadhu Imam Abu Hanifah Meski Ilmunya Luas

Dalam upaya menolak harta haram, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal karena kebijakannya yang menghapus pungutan berlebihan dari rakyat. Pada masa itu, banyak pejabat yang mengambil keuntungan dengan memungut pajak dan sumbangan yang tidak sesuai dengan ketentuan syariat. Umar dengan tegas menginstruksikan agar pungutan yang tidak adil tersebut dihapuskan, sehingga rakyat tidak lagi dibebani oleh beban ekonomi yang berat.

Kebijakan ini mendapatkan sambutan hangat dari rakyat, yang merasa terbebas dari tekanan ekonomi dan bisa menikmati rezeki dengan lebih leluasa. Tindakan Umar ini tidak hanya mencerminkan integritas beliau, tetapi juga menegaskan bahwa kekayaan yang halal harus beredar secara adil dan merata kepada seluruh lapisan masyarakat.

Kalam Romadhon: Imam Ahmad bin Hanbal dan Perjuangan Menjaga Kebenaran

Implementasi Nilai-Nilai Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz di Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk menginternalisasi nilai-nilai kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, khususnya dalam hal menjaga rezeki dari sumber-sumber yang halal. Berikut beberapa langkah praktis yang dapat diambil:

1. Meningkatkan Kesadaran akan Sumber Rezeki

Gunakan momen Ramadhan untuk belajar dan berdiskusi mengenai pentingnya memperoleh rezeki secara halal. Ikuti pengajian dan kajian keislaman yang menekankan etika ekonomi dan keutamaan rezeki yang diberkahi Allah SWT. Dengan meningkatkan pemahaman ini, setiap individu akan lebih berhati-hati dalam memilih sumber pendapatan dan transaksi ekonomi.

2. Beribadah dengan Niat Murni untuk Mendapatkan Ridha Allah

Dalam setiap aktivitas, terutama dalam kegiatan ekonomi, tanamkan niat untuk selalu mendapatkan ridha Allah. Setiap transaksi harus dilakukan dengan penuh kejujuran dan keikhlasan, tanpa ada unsur penipuan atau kecurangan. Ibadah dan aktivitas ekonomi yang harmonis akan mendatangkan keberkahan dan menjaga integritas pribadi.

Halaman Selanjutnya
img_title