Revolusi AI dalam Prakiraan Cuaca: Upaya Google dan IBM untuk Mengurangi Dampak Bencana Alam
- BMKG
Dalam konferensi di London baru-baru ini, Met Office dan Alan Turing Institute memperkenalkan FastNet, sistem prakiraan berbasis AI yang dirancang untuk mentransformasi meteorologi. Sistem ini mampu bersaing dengan model fisika tradisional dalam hal keakuratan, dengan waktu pemrosesan yang jauh lebih cepat dan efisien.
Profesor Kirstine Dale, Chief AI Officer Met Office, menyatakan:
"Kita berada di tengah revolusi AI, dan ini terjadi pada waktu yang tepat."
Sistem ini dirancang untuk membantu masyarakat dan pemerintah menghadapi perubahan iklim dengan lebih baik, sekaligus mengurangi dampak ekonomi dan sosial dari bencana alam.
AI dan Perubahan Iklim: Peluang dan Tantangan
Penggunaan AI dalam meteorologi membawa peluang besar, tetapi juga disertai tantangan signifikan. Model AI mampu memproses data dalam jumlah besar dengan kecepatan luar biasa, menawarkan alternatif yang hemat sumber daya dibandingkan metode tradisional.
Namun, AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan peran ahli meteorologi. Dr. Florence Rabier, Direktur Jenderal Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa (ECMWF), menjelaskan:
"Hanya meteorolog yang benar-benar dapat menilai kualitas model untuk membantu kita meningkatkannya."
Pendekatan kolaboratif antara manusia dan teknologi menjadi kunci untuk mengoptimalkan manfaat AI tanpa mengesampingkan keahlian manusia.