Fluktuasi Harga Pangan Nasional: Ancaman dan Peluang bagi Konsumen dan Pedagang
- tvonews.com
Penurunan ini disambut baik oleh konsumen rumah tangga, meskipun bagi peternak, penurunan harga daging ayam dan telur dapat menjadi sinyal tekanan pasar yang semakin berat, terutama dengan harga pakan ternak yang tidak menunjukkan penurunan.
Komoditas Minyak Goreng dan Tepung: Tantangan di Tengah Stabilitas Harga
Harga minyak goreng kemasan sederhana turun Rp 30/liter menjadi Rp 18.310/liter, sementara minyak goreng curah turun lebih signifikan, yakni Rp 60/liter, sehingga kini dihargai Rp 16.930/liter. Penurunan ini memberikan kelegaan, khususnya bagi pedagang gorengan yang sangat sensitif terhadap perubahan harga minyak.
Untuk tepung terigu curah, harga naik Rp 10/kg menjadi Rp 10.130/kg, sedangkan tepung terigu kemasan non-curah turun Rp 30/kg menjadi Rp 13.060/kg. Fluktuasi ini memengaruhi pelaku industri makanan ringan dan roti, yang harus terus menyesuaikan strategi produksi dan harga jual.
Ikan dan Garam: Pergerakan Stabil untuk Kebutuhan Harian
Komoditas perikanan seperti ikan kembung tetap stabil di Rp 36.960/kg, sementara ikan tongkol naik Rp 80/kg menjadi Rp 30.820/kg. Ikan bandeng, yang menjadi favorit masyarakat pesisir, turun Rp 200/kg menjadi Rp 32.980/kg. Garam halus beryodium mengalami kenaikan kecil sebesar Rp 30/kg menjadi Rp 11.580/kg, mempertahankan keterjangkauannya bagi masyarakat luas.
Tantangan dan Solusi untuk Ketahanan Pangan Nasional
Pergerakan harga yang bervariasi ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh sektor pangan nasional, baik dari sisi produksi, distribusi, hingga konsumsi. Meski penurunan harga pada beberapa komoditas memberikan sedikit kelegaan, kestabilan jangka panjang tetap menjadi prioritas utama.
Pemerintah perlu memperkuat koordinasi antara Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, dan pelaku industri untuk memastikan ketersediaan pasokan yang cukup. Kebijakan subsidi, dukungan logistik, dan program stabilisasi harga seperti SPHP harus terus ditingkatkan untuk menghindari gejolak yang dapat merugikan masyarakat.
Fluktuasi harga pangan di tingkat nasional adalah fenomena yang tak terhindarkan. Dengan memanfaatkan teknologi pemantauan harga dan memperkuat kolaborasi antar-pemangku kepentingan, stabilitas pangan yang berkelanjutan dapat tercapai. Langkah ini tidak hanya menjaga daya beli masyarakat, tetapi juga mendukung keberlanjutan usaha kecil dan menengah di sektor pangan.