Mengapa PMI Indonesia Masih Terjebak di Zona Kontraksi: Sebuah Analisis Mendalam

Perkembangan Komponen Output Dan Permintaan dalam PMI September
Sumber :
  • Kemenko perekonomian

Lebih lanjut, biaya logistik yang meningkat juga membebani sektor ini. Kenaikan biaya pengiriman barang dari luar negeri, terutama dari China, memperburuk situasi. Sebagai contoh, biaya pengiriman kontainer dari China ke Indonesia meningkat sebesar 12% dibandingkan tahun lalu, yang menambah beban bagi perusahaan manufaktur yang bergantung pada impor bahan baku.

Petani, Buruh Tani dan Dipaksa Keadaan Bertani: Nasib Tragis Petani Indonesia

Prospek ke Depan: Apa yang Harus Dilakukan?

Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian ini, sektor manufaktur Indonesia membutuhkan kebijakan yang mendukung dari pemerintah untuk bisa pulih. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan memberikan insentif pajak kepada perusahaan-perusahaan yang terdampak paling parah oleh kenaikan biaya produksi dan gangguan rantai pasok. Selain itu, investasi dalam infrastruktur logistik, seperti pembangunan pelabuhan baru atau modernisasi fasilitas transportasi, juga sangat penting untuk mengurangi waktu pengiriman dan biaya distribusi.

Kisruh Harga Pokok Produksi: Mengapa Petani Lokal Kalah Bersaing dengan Thailand dan Vietnam?

Pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk memberikan dukungan finansial kepada usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor manufaktur, yang sangat rentan terhadap fluktuasi pasar. Pinjaman dengan bunga rendah atau bantuan modal bisa menjadi solusi bagi UKM yang kesulitan menjaga operasional mereka di tengah situasi ekonomi yang sulit.

Tantangan dan Peluang

Piramida Agung Giza: Keajaiban Arsitektur yang Masih Menjadi Teka-teki Dunia

PMI Indonesia yang masih berada di bawah 50 pada bulan September 2024 menandakan bahwa sektor manufaktur masih berada dalam tekanan. Melemahnya permintaan, kenaikan biaya bahan baku, serta tantangan logistik menjadi faktor-faktor utama yang menyebabkan kontraksi ini. Namun, dengan langkah-langkah kebijakan yang tepat dan dukungan dari pemerintah, ada harapan bahwa sektor ini bisa pulih dalam beberapa bulan mendatang. Peningkatan efisiensi rantai pasok, insentif bagi perusahaan, dan investasi dalam infrastruktur logistik adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mempercepat pemulihan sektor manufaktur Indonesia.