Nezar Patria Bicara Urgensi Transformasi Digital: Tantangan dan Peluang di Era Teknologi Tinggi
- Handoko/Istimewa
Jakarta, WISATA - Pada pembukaan Indonesia Internet Expo and Summit (IIXS) yang merupakan bagian dari Indonesia Technology and Innovation (INTI) 2024, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menekankan pentingnya transformasi digital sebagai pilar utama dalam menghadapi perkembangan global. Ia menggarisbawahi bahwa dunia kini tengah berada pada puncak revolusi teknologi dengan adopsi teknologi digital yang semakin cepat dan merata di seluruh industri.
Dalam presentasinya, Nezar Patria memaparkan lima tren utama yang saat ini mendominasi transformasi digital global, yaitu Cloud and Edge Computing, Advanced Connectivity, Generative AI, Applied AI, dan Next-Gen Software Development. Menurut laporan McKinsey 2024, adopsi teknologi ini telah mencapai angka signifikan, dengan Cloud and Edge Computing berada di puncak dengan adopsi sebesar 75%, diikuti oleh Advanced Connectivity dan Generative AI dengan 74%. Teknologi-teknologi ini tidak hanya mendukung operasional bisnis yang lebih efisien, tetapi juga memicu pertumbuhan produktivitas yang luar biasa, termasuk di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Nezar Patria menyoroti bahwa potensi ekonomi dari transformasi digital tidak bisa diabaikan. Berdasarkan proyeksi, pasar transformasi digital global diperkirakan akan mencapai nilai USD 964,790 juta pada tahun 2030, naik dari USD 397,960 juta pada tahun 2023, dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 13,5%. Pertumbuhan ini diakselerasi oleh inovasi yang terus berkembang, yang menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan pasar.
Namun, tantangan besar juga menyertai transformasi digital ini. Nezar mengidentifikasi beberapa kesenjangan digital yang harus segera diatasi, seperti ketimpangan akses internet antara daerah perkotaan dan pedesaan, kualitas infrastruktur yang belum merata, serta perbedaan keterampilan digital yang signifikan antara kelompok usia dan gender. Data dari World Bank 2023 menunjukkan bahwa tantangan ini dapat menghambat laju transformasi digital jika tidak segera diatasi.
Sebagai penutup, Nezar Patria menyatakan bahwa untuk meraih manfaat penuh dari transformasi digital, Indonesia perlu menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan, dengan dukungan penuh dari semua pihak—pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hal ini penting agar transformasi digital tidak hanya menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi, tetapi juga sebagai alat untuk mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi yang ada.