Toko Oen Malang: Wisata Kuliner yang Membawa Kita ke Masa Lalu

Toko Oen Kota Malang
Sumber :
  • Malangkota.go.id

Menyusuri Jejak Kolonial di Dalam Toko Oen

Begitu masuk ke dalam Toko Oen, kita disambut tulisan berbahasa Belanda:
“Welkom in Malang Toko Oen Die Sinds 1930 Aan de Gasten Gezzeligheid.”
Artinya, "Selamat datang di Toko Oen Malang yang memberikan kegembiraan bagi para tamu sejak 1930." Tulisan ini seolah jadi pengingat bahwa toko ini sudah melewati hampir satu abad perjalanan.

Yang menarik, bangunan Toko Oen tetap mempertahankan bentuk aslinya. Mulai dari lantai, plafon baja, hingga perabot klasik di dalamnya masih dipertahankan. Ini jadi alasan kenapa turis, terutama dari Eropa, nggak pernah melewatkan tempat ini saat berkunjung ke Malang.

Menurut Ansori, seorang pramuwisata senior di Toko Oen sejak 1994, nama “Oen” diambil dari nama keluarga pemilik pertama. Dulu, Toko Oen punya empat cabang di Indonesia: Semarang, Jakarta, Surabaya, dan Malang. Tapi sekarang, cuma dua yang bertahan, yaitu di Malang dan Semarang. Keduanya sudah jadi cagar budaya.

Menu Klasik yang Jadi Andalan

Kalau ke Toko Oen, jangan lupa cobain menu klasiknya. Di etalase, kamu bisa lihat deretan makanan khas Belanda seperti garnalen brood, kippen brood, dan socijs brood. Ada juga kue tradisional Indonesia seperti cucur dan lapis legit, yang ternyata juga digemari turis Belanda.

Ansori menyebutkan kalau hidangan favorit di Toko Oen adalah steak, roti, dan es krim. Uniknya, es krim di sini dibuat secara homemade dengan resep asli yang nggak berubah sejak zaman Belanda. Untuk menikmati makanan, ada dua pilihan tempat duduk: meja tinggi untuk makan berat, dan meja pendek untuk ngemil sambil ngopi atau minum teh.