Museum AI LOTUS di Keraton Kasepuhan Cirebon: Transformasi Digital dalam Wisata Heritage Indonesia

Grand Launching Museum AI dan Tourism ERP Keraton Kasepuhan Cirebon
Sumber :
  • Kemenparekraf

Cirebon, WISATA - Museum CAVE AI Lorong Waktu Sejarah (LOTUS) resmi diluncurkan di Keraton Kasepuhan Cirebon, menghadirkan konsep wisata heritage berbasis teknologi canggih. Menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), museum ini tidak hanya memperkenalkan sejarah, tetapi juga menyajikan pengalaman virtual yang mendalam bagi para pengunjung. Acara ini diresmikan oleh Kemenparekraf bersama dengan Center of Excellence Smart Tourism and Hospitality, PT Grhayasa Nusacitra Estima, dan PT Curaweda Palagan Innotech (Curaweda).

Dalam sambutannya, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Hariyanto, mengapresiasi inisiatif ini sebagai langkah penting dalam memodernisasi pariwisata budaya. "Museum CAVE AI LOTUS ini menjadi cara baru untuk memperkenalkan nilai sejarah dan budaya Cirebon kepada dunia," ucapnya. Proyek ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia melalui teknologi.

Proyek Inovatif Kemenparekraf

Sri Utari Widyastuti, Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf, mengungkapkan bahwa Keraton Kasepuhan Cirebon menjadi pilot project bagi inovasi destinasi wisata. Proyek ini bertujuan menjadikan keraton sebagai destinasi yang interaktif dan menarik bagi wisatawan, terutama generasi muda.

"Dengan dukungan teknologi AI, kita dapat menghadirkan cara baru untuk menghargai dan memahami warisan budaya Indonesia," katanya. Proyek ini juga merupakan inisiatif dalam program Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II (PKN II) LAN RI tahun 2024.

Peran Kolaborasi dalam Meningkatkan Wisata Budaya

Peluncuran museum ini melibatkan kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, dan pihak swasta. Menurut CEO Curaweda, Azhar Muhammad Fuad, Museum CAVE AI LOTUS diharapkan mampu meningkatkan kualitas kunjungan wisatawan ke Keraton Kasepuhan.

"Indonesia memiliki kekayaan budaya yang belum sepenuhnya tereksplorasi. Museum ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mendalam bagi generasi muda tentang sejarah keraton melalui teknologi inovatif," ungkap Azhar.

Pangeran Patih Keraton Kasepuhan Cirebon, Muhammad Nusantara, juga mendukung penuh inisiatif ini dan berharap bahwa museum ini dapat dijadikan model bagi pengembangan destinasi heritage lainnya di Indonesia.

Teknologi CAVE AI untuk Pengalaman Wisata Berbasis Edukasi

Museum ini mengadopsi teknologi CAVE, atau Cave Automatic Virtual Environment, yang memungkinkan pengunjung menikmati pengalaman virtual dengan nuansa sejarah. Ketua Tim Peneliti dari Telkom University, Ersy Ervina, menjelaskan bahwa teknologi ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah dan budaya Indonesia dengan cara yang lebih menarik dan modern.

"Di luar negeri, teknologi ini sudah banyak digunakan untuk atraksi sejarah, dan kini saatnya Indonesia juga mengadopsi teknologi serupa untuk memperkuat pariwisata heritage," tambahnya.