Mengenal Sejarah dan Pengaruh Freemason di Indonesia dari Masa Kolonial hingga Era Modern

Salah satu lodge Freemason di Kota Malang.
Sumber :
  • IG/pop.mason52

Malang, WISATA – Freemason, sebuah organisasi rahasia yang telah ada selama berabad-abad, memiliki sejarah panjang di Indonesia. Organisasi ini sering kali diselimuti oleh misteri dan teori konspirasi, terutama terkait dengan pengaruhnya di dunia politik dan sosial. Namun, untuk memahami kehadiran Freemason di Indonesia, penting untuk melihat dari sudut sejarah dan perkembangannya di Nusantara.

Freemason pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-18, pada masa kolonial Belanda. Organisasi ini didirikan oleh para pejabat kolonial dan pedagang Eropa yang bermukim di Hindia Belanda. Loji Freemason pertama di Indonesia, dikenal dengan nama "La Choisie," didirikan di Batavia pada tahun 1762. Loji ini menjadi pusat kegiatan Freemason di Hindia Belanda dan menarik perhatian berbagai kalangan elit kolonial.

Freemason di Hindia Belanda berkembang pesat dengan adanya dukungan dari pemerintah kolonial Belanda. Organisasi ini menarik anggota dari kalangan pegawai pemerintah, militer, pedagang, dan intelektual Eropa. Pada masa itu, Freemason tidak hanya terbatas pada kegiatan spiritual dan sosial, tetapi juga terlibat dalam aktivitas amal, pendidikan, dan pengembangan masyarakat.

Freemason di Indonesia pada masa kolonial berperan sebagai wadah bagi kaum elit untuk berkumpul dan berdiskusi tentang berbagai isu politik, sosial, dan budaya. Dalam konteks Hindia Belanda, Freemason sering kali dianggap sebagai simbol modernitas dan pemikiran progresif. Mereka mendukung gerakan pencerahan, pendidikan, dan perbaikan kondisi sosial.

Beberapa pribumi elit juga bergabung dengan Freemason. Keterlibatan pribumi ini menimbulkan spekulasi tentang pengaruh Freemason terhadap gerakan nasionalisme di Indonesia, meskipun bukti konkret tentang hal ini masih terbatas.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Freemason mengalami perubahan yang signifikan. Pemerintah Indonesia yang baru terbentuk mulai mencurigai keberadaan organisasi-organisasi asing, termasuk Freemason. Pada tahun 1961, di bawah pemerintahan Presiden Soekarno, semua loji Freemason di Indonesia ditutup dan aktivitas Freemason dilarang. Meskipun demikian, beberapa sumber menyatakan bahwa Freemason masih tetap eksis di Indonesia dalam bentuk yang lebih tertutup dan tersembunyi.

Di era modern, Freemason sering kali dianggap sebagai bagian dari sejarah masa lalu Indonesia yang penuh dengan misteri. Banyak teori konspirasi yang mengaitkan Freemason dengan berbagai peristiwa besar di Indonesia, termasuk perubahan politik dan ekonomi. Namun, sebagian besar dari teori-teori ini tidak mempunyai bukti yang kuat.

Saat ini, Freemason tidak lagi memiliki pengaruh yang signifikan. Namun, minat terhadap organisasi ini tetap ada, terutama bagi yang tertarik akan sejarah dan teori konspirasi. Freemason di Indonesia lebih sering dibicarakan dalam konteks budaya populer dan kajian sejarah alternatif daripada sebagai organisasi yang aktif dan berpengaruh.

 

Sumber: Arsip Nasional (ANRI), Jurnal Sejarah