Mengenal Lais – Sebuah Kesenian Ekstrem dari Garut, Jawa Barat yang Hampir Punah
- IG/bapenda.djabar
BUDAYA, WISATA – Indonesia adalah gudangnya kesenian dan budaya. Hal ini terjadi karena adanya ribuan suku dan ratusan kelompok etnis disertai dengan kesenian daerah dan budayanya masing-masing. Salah satu kesenian yang sudah sangat langka adalah Lais, sebuah kesenian ekstrem dari Jawa Barat yang hampir punah.
Dilansir dari instagram @disparbudjabar dan @senirupa, Lais adalah salah satu bentuk seni tradisional yang berasal dari Garut, Jawa Barat, Indonesia. Nama Lais itu sendiri sejarahnya adalah berasal dari nama seorang pemanjat kelapa yang bernama Laisan. Yang berasal dari kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Laisan sangat terampil memanjat pohon kelapa. Dan berkat keahliannya tersebut, setiap memanjat pohon dan memetik kelapa selalu menjadi tontonan tetangga dan masyarakat sekitarnya. Karena kebiasaan inilah para tokoh kesenian di daerah tersebut kemudian meminta agar ketrampilan ini dimodifikasi untuk menjadi sebuah pertunjukan yang dipentaskan di depan khalayak ramai.
Atraksi Lais ini adalah atraksi ekstrem semacam akrobat yang dimainkan dengan menggunakan 2 batang bambu setinggi 12 sampai 13 meter. Ditanam diatas permukaan tanah, dan dihubungkan dengan seutas tali tambang sepanjang 6 meter. Kegiatan akrobat dilakukan oleh pemain Lais diatas tali tersebut. Gerakan yang dilakukan adalah gerakan berjalan diatas tali, tiduran, bersantai, berayun-ayun, bergelantungan dengan kaki, hingga membelah kelapa menggunakan golok, semua dilakukan diatas tali tanpa menggunakan alat pengaman. Pemain Lais umumnya melakukan aktifitas ekstrim tersebut dengan tenang, tanpa memperlihatkan wajah takut sama sekali. Tidak ada teknik khusus dalam berkesenian Lais, yang diperlukan hanya keberanian tingkat tinggi.
Seni Lais ini dilakukan dengan diiringi tabuhan reog dan seni pencak silat. Jumlah pengiring seni Lais biasanya 8 orang, yang terdiri dari pemegang dogdog 4 orang, seorang pemain lawak, dan sisanya memainkan terompet.
Sayangnya, kesenian ini sudah mulai jarang terlihat. Oleh sebab itu, ada imbauan dari Disbudpar Jawa Barat supaya atraksi seni Lais ini lebih sering ditampilkan supaya generasi milenial lebih mengenali budaya-budaya daerah agar dapat terus dilestarikan dan mencegah dari kepunahan.
Namun ada baiknya sisi keselamatan lebih diperhatikan. Sehingga akrobat ini bisa dipertontonkan secara lebih luas, dengan meminimalkan resikonya
BUDAYA, WISATA – Indonesia adalah gudangnya kesenian dan budaya. Hal ini terjadi karena adanya ribuan suku dan ratusan kelompok etnis disertai dengan kesenian daerah dan budayanya masing-masing. Salah satu kesenian yang sudah sangat langka adalah Lais, sebuah kesenian ekstrem dari Jawa Barat yang hampir punah.
Dilansir dari instagram @disparbudjabar dan @senirupa, Lais adalah salah satu bentuk seni tradisional yang berasal dari Garut, Jawa Barat, Indonesia. Nama Lais itu sendiri sejarahnya adalah berasal dari nama seorang pemanjat kelapa yang bernama Laisan. Yang berasal dari kampung Nangka Pait, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Laisan sangat terampil memanjat pohon kelapa. Dan berkat keahliannya tersebut, setiap memanjat pohon dan memetik kelapa selalu menjadi tontonan tetangga dan masyarakat sekitarnya. Karena kebiasaan inilah para tokoh kesenian di daerah tersebut kemudian meminta agar ketrampilan ini dimodifikasi untuk menjadi sebuah pertunjukan yang dipentaskan di depan khalayak ramai.
Atraksi Lais ini adalah atraksi ekstrem semacam akrobat yang dimainkan dengan menggunakan 2 batang bambu setinggi 12 sampai 13 meter. Ditanam diatas permukaan tanah, dan dihubungkan dengan seutas tali tambang sepanjang 6 meter. Kegiatan akrobat dilakukan oleh pemain Lais diatas tali tersebut. Gerakan yang dilakukan adalah gerakan berjalan diatas tali, tiduran, bersantai, berayun-ayun, bergelantungan dengan kaki, hingga membelah kelapa menggunakan golok, semua dilakukan diatas tali tanpa menggunakan alat pengaman. Pemain Lais umumnya melakukan aktifitas ekstrim tersebut dengan tenang, tanpa memperlihatkan wajah takut sama sekali. Tidak ada teknik khusus dalam berkesenian Lais, yang diperlukan hanya keberanian tingkat tinggi.
Seni Lais ini dilakukan dengan diiringi tabuhan reog dan seni pencak silat. Jumlah pengiring seni Lais biasanya 8 orang, yang terdiri dari pemegang dogdog 4 orang, seorang pemain lawak, dan sisanya memainkan terompet.
Sayangnya, kesenian ini sudah mulai jarang terlihat. Oleh sebab itu, ada imbauan dari Disbudpar Jawa Barat supaya atraksi seni Lais ini lebih sering ditampilkan supaya generasi milenial lebih mengenali budaya-budaya daerah agar dapat terus dilestarikan dan mencegah dari kepunahan.
Namun ada baiknya sisi keselamatan lebih diperhatikan. Sehingga akrobat ini bisa dipertontonkan secara lebih luas, dengan meminimalkan resikonya