Marcus Aurelius: Kehidupan Tidak Berharga Kecuali Kita Menjalani dengan Kebijaksanaan dan Kebajikan

Marcus Aurelius Tokoh Stoicism
Sumber :
  • playground

Malang, WISATA - Marcus Aurelius, seorang kaisar Romawi yang terkenal dan juga seorang filsuf Stoik, memberikan pandangan mendalam tentang arti sebenarnya dari kehidupan. Salah satu kutipan terkenalnya berbunyi, "Kehidupan tidak berharga kecuali kita menjalani dengan kebijaksanaan dan kebajikan." Kutipan ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menjalani hidup dan apa yang sebenarnya memberikan nilai pada eksistensi kita.

Kebijaksanaan dan Kebajikan dalam Stoisisme

Stoisisme adalah aliran filsafat yang menekankan pentingnya hidup yang selaras dengan alam dan kebijaksanaan. Filsafat ini mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai dengan hidup secara bijaksana dan berbudi pekerti yang luhur. Kebijaksanaan dan kebajikan adalah dua pilar utama dalam ajaran Stoisisme yang mendefinisikan kualitas hidup seseorang.

Kebijaksanaan

Kebijaksanaan dalam konteks Stoisisme adalah kemampuan untuk membuat keputusan yang benar dan baik berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang dunia. Kebijaksanaan tidak hanya melibatkan pengetahuan teoretis, tetapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang yang bijaksana adalah orang yang mampu melihat hal-hal secara jernih dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral yang benar.

Kebajikan

Kebajikan dalam Stoisisme meliputi beberapa aspek penting seperti keadilan, keberanian, pengendalian diri, dan kebijaksanaan. Kebajikan adalah kualitas moral yang memungkinkan seseorang untuk hidup harmonis dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Seorang yang berbudi pekerti luhur akan selalu berusaha untuk berbuat baik dan adil dalam segala situasi.

Kehidupan yang Berharga Menurut Marcus Aurelius

Dalam pandangan Marcus Aurelius, kehidupan hanya memiliki nilai jika dijalani dengan kebijaksanaan dan kebajikan. Ini berarti bahwa harta benda, kekuasaan, dan kesenangan duniawi tidak memiliki arti yang sesungguhnya jika tidak disertai dengan hidup yang bermoral dan bijaksana. Berikut adalah beberapa cara untuk menghayati ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari:

1. Menjaga Integritas

Integritas adalah salah satu aspek penting dari kebajikan. Ini berarti selalu jujur, adil, dan konsisten dalam tindakan kita. Orang yang berintegritas akan selalu berusaha untuk melakukan yang benar, bahkan ketika tidak ada yang melihat. Menjaga integritas membuat kita dihormati dan dipercaya oleh orang lain.

2. Berpikir Kritis dan Bijaksana

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan membuat keputusan berdasarkan fakta dan logika. Bijaksana berarti menggunakan pengetahuan dan pengalaman kita untuk membuat keputusan yang terbaik dalam setiap situasi.

3. Berbuat Baik

Berbuat baik adalah inti dari kebajikan. Ini berarti membantu orang lain, menunjukkan kasih sayang, dan berusaha untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik. Berbuat baik tidak hanya memberikan manfaat bagi orang lain, tetapi juga memberikan kepuasan batin dan kebahagiaan sejati bagi diri kita sendiri.

4. Mengendalikan Diri

Pengendalian diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi dan hasrat kita. Ini berarti tidak membiarkan kemarahan, kecemburuan, atau keinginan yang berlebihan menguasai tindakan kita. Dengan mengendalikan diri, kita dapat bertindak lebih bijaksana dan adil.

5. Merenung dan Bersyukur

Merenung adalah cara untuk memahami diri sendiri dan dunia di sekitar kita. Ini melibatkan refleksi mendalam tentang tindakan dan keputusan kita. Bersyukur berarti menghargai apa yang kita miliki dan tidak selalu menginginkan lebih. Dengan merenung dan bersyukur, kita dapat menemukan ketenangan dan kebahagiaan sejati.

Relevansi Ajaran Marcus Aurelius dalam Kehidupan Modern

Meskipun ajaran Marcus Aurelius berasal dari zaman Romawi kuno, prinsip-prinsipnya tetap relevan dalam kehidupan modern. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh dengan tekanan, kebijaksanaan dan kebajikan adalah panduan yang berharga untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.

Menghadapi Stres dan Tekanan

Dalam kehidupan modern, banyak orang menghadapi stres dan tekanan dari pekerjaan, hubungan, dan tuntutan hidup sehari-hari. Dengan menerapkan kebijaksanaan dan kebajikan, kita dapat mengatasi stres dan tekanan ini dengan lebih baik. Kebijaksanaan membantu kita membuat keputusan yang tepat dan menghindari situasi yang dapat menyebabkan stres, sementara kebajikan membantu kita tetap tenang dan seimbang dalam menghadapi tantangan.

Membangun Hubungan yang Baik

Kebijaksanaan dan kebajikan juga penting dalam membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Dengan bersikap adil, jujur, dan penuh kasih sayang, kita dapat membangun hubungan yang sehat dan harmonis. Ini tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitar kita.

Mencapai Kebahagiaan Sejati

Kebahagiaan sejati tidak berasal dari kekayaan atau kesenangan duniawi, tetapi dari hidup yang bermoral dan bijaksana. Dengan mengikuti ajaran Marcus Aurelius, kita dapat menemukan kebahagiaan sejati yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Ini berarti hidup sesuai dengan prinsip-prinsip moral kita, berbuat baik kepada orang lain, dan selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Kutipan Marcus Aurelius, "Kehidupan tidak berharga kecuali kita menjalani dengan kebijaksanaan dan kebajikan," mengajarkan kita bahwa nilai sejati dari kehidupan terletak pada cara kita menjalani hidup kita. Kebijaksanaan dan kebajikan adalah dua pilar utama yang memberikan makna dan nilai pada eksistensi kita. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai kebahagiaan sejati dan hidup yang bermakna.