Konsepsi Pemahaman tentang Alam Semesta dalam Aliran Filsafat Epikureanisme

Filsafat Epikureanisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epikureanisme, aliran filsafat yang didirikan oleh Epikuros pada abad ke-4 SM di Yunani, menawarkan pandangan yang mendalam tentang alam semesta dan tempat manusia di dalamnya. Pemahaman tentang alam semesta merupakan salah satu pilar utama ajaran Epikuros, yang mengajarkan bahwa pengetahuan dan kebijaksanaan tentang alam dapat membantu manusia mencapai kedamaian batin dan kebahagiaan sejati. Artikel ini akan menjelajahi konsepsi Epikureanisme tentang alam semesta, prinsip-prinsip yang mendasarinya, serta relevansinya dalam konteks kehidupan modern.

Sejarah dan Latar Belakang Epikureanisme

Epikuros lahir pada tahun 341 SM di Pulau Samos dan mendirikan sekolah filsafat di Athena yang dikenal sebagai "Taman Epikuros" (Garden). Di sini, ia mengajarkan pandangan-pandangan filsafatnya yang menekankan pentingnya kenikmatan sederhana, penghindaran rasa sakit, kebijaksanaan, serta pemahaman tentang alam semesta. Epikuros percaya bahwa banyak ketakutan dan kecemasan manusia berasal dari ketidaktahuan tentang alam semesta dan kematian. Oleh karena itu, memahami alam semesta adalah langkah penting untuk mencapai kebahagiaan.

Prinsip-Prinsip Dasar Pemahaman tentang Alam Semesta dalam Epikureanisme

1. Atomisme

Epikuros mengadopsi teori atomisme dari Demokritos, yang menyatakan bahwa alam semesta terdiri dari atom-atom yang tidak dapat dibagi dan kekosongan. Menurut Epikuros, segala sesuatu di alam semesta, termasuk manusia dan benda-benda lainnya, terbentuk dari kombinasi atom-atom ini. Atom-atom bergerak secara acak melalui kekosongan dan membentuk berbagai bentuk materi melalui interaksi mereka.

2. Penolakan terhadap Takhayul dan Ketakutan Irasional