"Kebahagiaan Sejati Hanya Bisa Ditemukan dalam Kebebasan Diri dari Keterikatan." - Yang Zhu

Tokoh Filsafat Cina
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Yang Zhu, seorang filsuf Cina kuno, dikenal karena pandangan uniknya tentang kebahagiaan dan kebebasan. Salah satu kutipannya yang terkenal adalah: "Kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan dalam kebebasan diri dari keterikatan." Kutipan ini mencerminkan filosofi hidupnya yang mengedepankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari keterikatan eksternal. Mari kita telaah lebih dalam tentang pemikiran dan warisan Yang Zhu.

Kehidupan dan Pemikiran Yang Zhu

Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan pribadi Yang Zhu, termasuk tanggal kelahiran dan kematian, tetapi ajarannya telah meninggalkan jejak yang kuat dalam sejarah filsafat Cina. Yang Zhu adalah seorang penganut egoisme etis, yang meyakini bahwa individu harus memprioritaskan kebahagiaan dan kepentingan pribadinya sendiri di atas segalanya.

Menurut Yang Zhu, kebahagiaan sejati hanya bisa ditemukan saat seseorang bebas dari keterikatan eksternal, termasuk keterikatan pada konvensi sosial, otoritas, dan norma-norma moral yang diimpor dari luar. Baginya, kebebasan merupakan kunci untuk mencapai kebahagiaan yang sejati dan memenuhi potensi individu sepenuhnya.

Filosofi "Yangism"

Filsafat Yang Zhu, yang dikenal sebagai "Yangism", menonjolkan pentingnya memprioritaskan kepentingan dan kebahagiaan pribadi. Menurut Yang Zhu, individu harus fokus pada pencapaian kebahagiaan pribadinya tanpa terikat oleh tuntutan atau harapan dari luar. Ini berarti menolak untuk mengorbankan diri demi kepentingan sosial atau moralitas yang diimpor.

Dalam pandangan Yang Zhu, kebahagiaan dan kebebasan tidak bisa dicapai melalui pengorbanan diri atau keterikatan pada hal-hal di luar kendali individu. Sebaliknya, individu harus mengejar kepuasan pribadi dan memelihara kebebasannya sendiri, bahkan jika hal itu berarti menentang norma-norma sosial yang ada.

Warisan dan Relevansi Modern

Meskipun filsafat Yang Zhu tidak mendapat pengakuan sebanyak Konfusianisme atau Taoisme dalam sejarah filsafat Cina, gagasannya tentang kebebasan pribadi dan kebahagiaan masih relevan hingga hari ini. Di era modern yang serba cepat dan penuh tekanan, gagasan tentang memprioritaskan kebahagiaan pribadi dan pembebasan dari keterikatan eksternal dapat menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang.

Pemikiran Yang Zhu mengingatkan kita akan pentingnya untuk menghargai diri sendiri dan mengejar kebahagiaan sesuai dengan nilai-nilai pribadi kita. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya mempertahankan kebebasan pribadi dalam menghadapi tekanan eksternal dan ekspektasi sosial. Dengan merenungkan ajaran-ajaran Yang Zhu, kita dapat menemukan makna yang lebih dalam dalam pencarian kebahagiaan dan pemenuhan diri.

Yang Zhu, dengan filsafatnya yang menekankan kebahagiaan dan kebebasan pribadi, telah meninggalkan warisan yang penting dalam sejarah filsafat Cina. Kutipan terkenalnya tentang kebahagiaan yang hanya bisa ditemukan dalam kebebasan diri dari keterikatan menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang dalam mengejar kehidupan yang lebih bermakna. Filosofi "Yangism" mengajarkan kita untuk menghargai diri sendiri dan memprioritaskan kebahagiaan pribadi, tanpa terikat oleh tuntutan atau harapan dari luar.