Apa itu Okultisme yang Pernah Dianut oleh Host ‘Jejak si Gundul’?
- Instagram/ilyastaufik19
Malang, WISATA – Bermula dari sebuah wawancara yang diunggah di Instagram, @heru.gundul yang merupakan host sebuah program televisi ‘Jejak si Gundul’, mengaku pernah menganut aliran yang disebut okultisme.
Cuplikan wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
“Kalau keluarga sendiri, Kak Heru itu dari, apakah kalau ngomongin iman ya kepercayaan itu apakah memang kenal Tuhan atau bahkan agamawi nggak sih? Religius nggak?” tanya pewawancara
Lalu dijawab oleh Heru,”Jujur dari kecil saya pengikut okultisme.”
Nah, apakah sebenarnya okultisme?
Saat ini, kita menyebut hal-hal seperti itu sebagai “kultusan”, yang dalam arti luasnya merujuk pada segala sesuatu yang tidak diketahui.
Dilansir dari readingpublicmuseum.org, kata occultus berasal dari bahasa Latin occultus yang berarti rahasia, tersembunyi, atau rahasia. Dalam versi modernnya, praktik okultisme berpusat pada pemanfaatan kekuatan tersembunyi ini dan membengkokkan hukum alam demi keuntungan diri sendiri. Praktik-praktik ini mencakup beberapa disiplin ilmu; termasuk sihir, spiritualitas, alkimia, astrologi dan ramalan, yang semuanya dianggap sebagai ilmu semu saat ini.
Sejak awal evolusi kita, manusia percaya pada hal-hal gaib. Manusia purba, yang tidak mampu menjelaskan dan mengukur fenomena tertentu secara rasional, mulai percaya pada agen tersembunyi untuk memahami dunia di sekitar mereka. Pada akhirnya, kepercayaan ini berkembang hingga mencakup entitas seperti dewa dan dewi, roh, setan, malaikat, monster, dan penyihir, yang semuanya dapat memaksakan kehendak mereka pada dunia.
Mengapa seseorang terlibat okultisme?
Perilaku masyarakat meniru dari nenek moyangnya dan masyarakatnya cenderung demikian, memecahkan masalah dengan cara yang sama, sebagian besar, seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
Psikolog evolusioner memberi tahu kita bahwa manusia meniru atau meneruskan dalam kehidupan mereka cara-cara yang digunakan nenek moyang mereka untuk menyelesaikan masalah mereka.
Dalam upaya untuk menemukan jawaban atas kebutuhan manusia, orang mempunyai kebutuhan yang harus dapat dipenuhi dan dalam memenuhi kebutuhan ini, orang akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu sumber pemenuhan kebutuhan yang diyakini adalah hal-hal yang bersifat gaib seperti sihir, spiritualitas maupun ramalan
Malang, WISATA – Bermula dari sebuah wawancara yang diunggah di Instagram, @heru.gundul yang merupakan host sebuah program televisi ‘Jejak si Gundul’, mengaku pernah menganut aliran yang disebut okultisme.
Cuplikan wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
“Kalau keluarga sendiri, Kak Heru itu dari, apakah kalau ngomongin iman ya kepercayaan itu apakah memang kenal Tuhan atau bahkan agamawi nggak sih? Religius nggak?” tanya pewawancara
Lalu dijawab oleh Heru,”Jujur dari kecil saya pengikut okultisme.”
Nah, apakah sebenarnya okultisme?
Saat ini, kita menyebut hal-hal seperti itu sebagai “kultusan”, yang dalam arti luasnya merujuk pada segala sesuatu yang tidak diketahui.
Dilansir dari readingpublicmuseum.org, kata occultus berasal dari bahasa Latin occultus yang berarti rahasia, tersembunyi, atau rahasia. Dalam versi modernnya, praktik okultisme berpusat pada pemanfaatan kekuatan tersembunyi ini dan membengkokkan hukum alam demi keuntungan diri sendiri. Praktik-praktik ini mencakup beberapa disiplin ilmu; termasuk sihir, spiritualitas, alkimia, astrologi dan ramalan, yang semuanya dianggap sebagai ilmu semu saat ini.
Sejak awal evolusi kita, manusia percaya pada hal-hal gaib. Manusia purba, yang tidak mampu menjelaskan dan mengukur fenomena tertentu secara rasional, mulai percaya pada agen tersembunyi untuk memahami dunia di sekitar mereka. Pada akhirnya, kepercayaan ini berkembang hingga mencakup entitas seperti dewa dan dewi, roh, setan, malaikat, monster, dan penyihir, yang semuanya dapat memaksakan kehendak mereka pada dunia.
Mengapa seseorang terlibat okultisme?
Perilaku masyarakat meniru dari nenek moyangnya dan masyarakatnya cenderung demikian, memecahkan masalah dengan cara yang sama, sebagian besar, seperti yang dilakukan nenek moyang mereka.
Psikolog evolusioner memberi tahu kita bahwa manusia meniru atau meneruskan dalam kehidupan mereka cara-cara yang digunakan nenek moyang mereka untuk menyelesaikan masalah mereka.
Dalam upaya untuk menemukan jawaban atas kebutuhan manusia, orang mempunyai kebutuhan yang harus dapat dipenuhi dan dalam memenuhi kebutuhan ini, orang akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu sumber pemenuhan kebutuhan yang diyakini adalah hal-hal yang bersifat gaib seperti sihir, spiritualitas maupun ramalan