Inilah Definisi Kebahagiaan dari Berbagai Tokoh Filsuf Klasik: Anda Ikut Tokoh yang Mana?
- Thegalery
Malang, WISATA - Kebahagiaan telah menjadi salah satu tema sentral dalam pemikiran manusia sepanjang sejarah. Berbagai tokoh filsuf klasik telah memberikan pemahaman mereka tentang kebahagiaan, yang sering kali berbeda-beda tergantung pada latar belakang budaya, nilai, dan pandangan hidup mereka. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi definisi kebahagiaan dari beberapa tokoh filsuf klasik terkenal, serta melihat bagaimana pandangan mereka mungkin memengaruhi cara kita memahami kebahagiaan hari ini.
Aristoteles: Kebahagiaan sebagai Tujuan Akhir Manusia
Aristoteles, salah satu filsuf klasik terbesar dalam sejarah, mengajukan bahwa kebahagiaan adalah tujuan akhir manusia. Baginya, kebahagiaan bukanlah hanya kesenangan fisik atau emosional, tetapi merupakan keadaan yang dicapai melalui pengembangan potensi manusia secara moral dan intelektual. Menurut Aristoteles, kebahagiaan tercapai dengan hidup sesuai dengan nilai-nilai moral dan mencapai potensi yang paling tinggi sebagai manusia.
Epikuros: Kebahagiaan sebagai Kehedonan
Epikuros, seorang filsuf Yunani kuno, mengajukan bahwa kebahagiaan terletak dalam pencapaian kehedonan, atau kenikmatan. Namun, konsep kehedonan menurut Epikuros tidak hanya berarti kesenangan jangka pendek atau hedonisme yang berlebihan. Baginya, kebahagiaan yang sejati adalah mencapai keadaan ketenangan batin (ataraxia) dan kepuasan jiwa melalui hidup yang sederhana dan bebas dari kecemasan.
Seneca: Kebahagiaan sebagai Keselarasan dengan Alam Semesta
Seneca, seorang filsuf Romawi yang terkenal, memandang kebahagiaan sebagai keselarasan dengan alam semesta. Baginya, kebahagiaan terletak dalam hidup yang sejalan dengan alam, menerima apa yang terjadi tanpa perlawanan, dan mengembangkan kebijaksanaan dan kekuatan jiwa dalam menghadapi tantangan hidup.