Aristoteles: Pilar Ketiga dalam Trio Filsuf Yunani Besar yang Mengubah Dunia

Aristoteles
Aristoteles
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam panggung filsafat dunia, tiga nama terus bergema sepanjang sejarah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Mereka dikenal sebagai “Trio Filsuf Yunani Besar”. Namun dari ketiganya, Aristoteles sering dianggap sebagai sosok yang paling sistematis dan memberikan fondasi penting bagi berbagai cabang ilmu pengetahuan, dari logika hingga biologi. Aristoteles bukan hanya sekadar murid Plato, tetapi juga pelopor pemikiran rasional yang masih hidup hingga kini.

Dari Murid Plato Menjadi Guru Besar Dunia

Aristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stagira, Makedonia. Pada usia 17 tahun, ia bergabung dengan Akademia Plato di Athena, tempat ia belajar selama dua dekade. Meskipun awalnya menerima ajaran gurunya, Aristoteles kemudian mengembangkan pemikiran yang berbeda secara radikal, terutama dalam pandangan tentang realitas dan pengetahuan.

Setelah Plato wafat, Aristoteles tidak menggantikan posisinya di Akademia, melainkan membangun sekolahnya sendiri yang terkenal, Lyceum. Di sinilah ia menyusun sistem filsafatnya yang mencakup logika, etika, metafisika, politik, retorika, dan ilmu alam.

Kontribusi Besar dalam Dunia Filsafat dan Ilmu

Aristoteles dikenal karena menciptakan sistem logika formal pertama, yang dikenal sebagai silogisme. Karyanya dalam bidang biologi dan fisika menjadi rujukan ilmiah selama hampir dua ribu tahun, hingga digantikan oleh metode ilmiah modern. Dalam etika, gagasannya tentang “keutamaan tengah” atau Golden Mean menekankan pentingnya keseimbangan dalam kehidupan.

Ia juga berperan dalam membangun dasar filsafat politik yang rasional. Dalam karyanya Politika, Aristoteles menganalisis berbagai bentuk pemerintahan dan menekankan pentingnya hukum dan konstitusi sebagai penopang masyarakat yang adil.