Kucing Merah Kalimantan: Satwa Endemik Misterius yang Terancam Punah

Kucing Merah Kalimantan
Kucing Merah Kalimantan
Sumber :
  • IG/pinchotcrowd

Jakarta, WISATA – Kucing Merah Kalimantan Catopuma badia atau Pardofelis badia adalah salah satu satwa paling langka dan misterius di dunia. Sebagai endemik pulau Kalimantan, kucing ini jarang terlihat bahkan oleh para peneliti, sehingga banyak aspek kehidupannya masih menjadi teka-teki.

Kucing Merah Kalimantan memiliki beberapa karakteristik unik yang membedakannya dari kucing liar lainnya yakni: 

  • Warna Bulu: Dominan cokelat kemerahan atau chestnut-red, dengan bintik-bintik hitam samar dan garis putih di bagian bawah ekor . 
  • Ukuran Tubuh: Panjang tubuh sekitar 50–70 cm dengan ekor hampir sepanjang badan (32–40 cm), membantu keseimbangan saat bergerak di pepohonan . 
  • Berat: Sekitar 3–4 kg, membuatnya lebih kecil dibanding kerabat dekatnya, kucing emas Asia Catopuma temminckii . 
  • Wajah: Memiliki telinga bulat berwarna gelap, mata kuning tajam, dan pola "M" di belakang kepala . 

Kucing ini juga memiliki variasi warna langka, termasuk abu-abu dan hitam, seperti yang ditemukan peneliti IPB University dalam survei terbaru . 

Kucing Merah Kalimantan hanya ditemukan di hutan tropis Kalimantan, baik di Indonesia (Kalimantan Barat, Tengah, dan Timur) maupun Malaysia (Sabah dan Sarawak) . Dengan tipe habitat seperti: 

  • Tipe Hutan: Hidup di hutan primer, hutan dataran rendah, hingga ketinggian 1.500 mdpl. Beberapa catatan menunjukkan keberadaannya di dekat sungai . 
  • Perilaku: Diduga nokturnal (aktif malam hari), soliter, dan sangat sulit diamati. Kamera jebak hanya menangkap kurang dari 100 gambar dalam beberapa dekade . 
  • Mangsa: Diduga memakan burung, tikus, reptil, dan mamalia kecil, meski belum ada penelitian mendalam . 

Kucing Merah Kalimantan masuk dalam kategori Endangered (Terancam Punah) oleh IUCN, dengan populasi diperkirakan kurang dari 2.500 individu dewasa . Ancaman utama meliputi: Hilangnya hutan akibat perkebunan kelapa sawit, pertambangan, dan pembalakan liar (Deforestasi), perburuan liar untuk diambil kulitnya atau dibunuh karena dianggap mengancam ternak, maupun karena terjebak dalam jerat yang dipasang untuk satwa lain .